Pages

Subscribe:

28 Juli 2010

Sendok Panjang

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, "Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu."

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya.

Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing.

Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.

Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil.

Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, "Kamu sudah melihat NERAKA."

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama.

Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.

Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata "Apa yang terjadi ? Kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?"

Tuhan kemudian menjelaskan, "Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik."

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri."

25 Juli 2010

Jam

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya.

"Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?"

"Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"

"Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"

"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu?" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"

"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti.

Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

____________________________________

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat.

Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun.

22 Juli 2010

Angin Sepoi-sepoi

Suatu hari angin topan berbincang dengan angin sepoi-sepoi.

Angin topan berkata, "Akulah yang paling hebat karena tiupanku paling kencang."

Angin sepoi berkata, "Belum tentu yang tiupannya kencang jadi paling hebat."

"Kalau begitu kita buktikan", kata angin topan, "Kau lihat tupai di pohon itu? Siapa yang dapat menjatuhkannya dialah yang paling hebat."

"OK, kalau begitu", kata angin sepoi, "kau dulu yang mulai."

Angin topan bertiup sangat kencang sekali, pohon itu pun hampir roboh. Si tupai pun mencengkeram pohon erat-erat kemudian masuk berlindung ke lubangnya di pohon.

Setelah 5 menit, topan pun kelelahan, kemudian angin sepi berkata, "sekarang giliranku."

Angin sepoi berhembus pelan menyejukkan. Cuaca cerah, angin berhembus sepoi-sepoi, tupai pun keluar dari sarangnya untuk menikmati hari itu, karena angin berhembus sepoi-sepoi maka tupai menjadi mengantuk dan tertidur. Waktu itu angin sepoi langsung menghembus keras.

Jatuhlah tupai itu. Angin sepoi-sepoi pemenangnya.

19 Juli 2010

Ember

Dua buah ember di tepi sebuah sungai.

Tak dapat dipastikan sudah berapa banyak air yang telah mengisi kedua ember itu.

Namun selalu saja kedua ember tersebut pada akhirnya harus menjadi kosong dan akan dibawa lagi ke tepi sungai ini untuk diisi air.

“Engkau nampak murung kurang bergembira hari ini. Apa gerangan yang telah menggerogoti batinmu?” Tanya satu di antaranya kepada ember yang lain yang berada di sampingnya.

“Oh nasib...nasib!! Sungguh suatu pekerjaan yang sia-sia tanpa arti. Setiap hari saya selalu mengulangi pekerjaan yang sama, yakni datang ke sungai ini untuk diisi dengan air hingga penuh. Namun setelah itu saya akan menjadi kosong lagi dan harus datang lagi ke tempat ini. Sungguh membosankan!!” keluh ember yang ditanya.

“Oh...begitu!!” Sahut ember yang pertama.

“Tapi aku tak pernah berpikir demikian. Sebaliknya, setiap kali setelah tiba di tepi sungai ini, saya akan selalu dengan penuh gembira berkata; dalam kehampaan aku datang, namun dalam kelimpahan aku meninggalkan tempat ini. Sungguh suatu kebahagiaan yang luar biasa !!¨

16 Juli 2010

Pekerja Bangunan dan Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi.

Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.

Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya itu, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya.

Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu, lalu bekerja kembali.

Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun mendapatkan hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide, Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah temannya tadi.

Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, sekarang temannya menengadah ke atas. Dan pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

_____________________________________________

Tuhan kadang mengijinkan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya.

Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan berkatNya, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya.

Karena itu, agar kita selalu ingat akan Dia, Tuhan menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

13 Juli 2010

Sebonggol Kaktus

Suatu ketika seorang lelaki mohon kepada Tuhan sekuntum bunga dan seekor kupu-kupu namun Tuhan malah memberinya sebonggol kaktus .... dan seekor ulat.

Alangkah sedihnya lelaki itu, ia tak mengerti kenapa permintaannya keliru.

Pikirnya, "Oh, Tuhan masih banyak tugas mengurus orang-orang lain ...". Dan dia memutuskan tidak akan mempertanyakannya lagi.

Setelah beberapa waktu, si lelaki memeriksa kembali permintaan yang telah lama dilupakannya.

Betapa terkejutnya dia, dari sebonggol tanaman kaktus berduri dan jelek itu tumbuhlah sekuntum bunga yang elok.

Dan ulat yang menjijikkan telah berubah menjadi kupu-kupu yang sangat cantik.

TUHAN selalu melakukan yang terbaik! Cara-NYA SELALU paling baik, walaupun bagi kita kelihatannya tidak baik.

Jika Anda memohon sesuatu kepada Tuhan dan ternyata yang diterima berbeda, PERCAYALAH!! Yakinlah bahwa DIA akan selalu memberikan kebutuhanmu pada saat yang tepat.

Apa yang Anda inginkan ...tidak selalu sesuai dengan kebutuhan!

Tuhan takkan pernah serta merta mengabulkan doa kita. Teruslah khusuk berdoa untuk-NYA tanpa ragu dan menggerutu.

10 Juli 2010

Nenek Nini

Nenek Nini sedang menyambut cucu-cucunya pulang dari sekolah.

Mereka adalah anak-anak muda yang sangat cerdas dan sering menggoda nenek mereka.

Kali ini, Rico mulai menggoda dia dengan berkata, "Nek, apakah nenek masih pergi ke gereja pada hari minggu?"

"Tentu!"

"Apa yang nenek peroleh dari gereja? Apakah nenek bisa memberitahu kami tentang Injil minggu lalu..?"

"Tidak, nenek sudah lupa. Nenek hanya ingat bahwa nenek menyukainya."

"Lalu apa khotbah dari pastor?"

"Nenek tidak ingat. Nenek sudah semakin tua dan ingatan nenek melemah. Nenek hanya ingat bahwa ia telah memberikan khotbah yang memberi kekuatan, Nenek menyukai khotbah itu."

Rico menggoda, "Apa untungnya pergi ke gereja jika nenek tidak mendapatkan sesuatu dari-Nya?"

Nenek itu terdiam oleh kata-kata itu dan ia duduk di sana termenung.

Dan anak-anak lain tampak menjadi malu.

Kemudian nenek itu berdiri dan keluar dari ruangan tempat mereka semua duduk, dan berkata, "Anak-anak, ayo ikut nenek ke dapur."

Ketika mereka tiba di dapur, dia mengambil tas rajutan dan memberikannya kepada Rico sambil berkata, "Bawalah ini ke mata air, dan isilah dengan air, lalu bawa kemari!"

"Nenek, apa nenek tidak sedang melucu? Air di dalam tas rajutan....! Nek, apa ini bukan lelucon?" tanya Rico.

"Tidak.., lakukanlah seperti yang kuperintahkan. Saya ingin memperlihatkan kepadamu sesuatu."

Maka Rico berlari keluar dan dalam beberapa menit ia kembali dengan tas yang basah..

"Lihat nek," katanya. "Tidak ada air di dalamnya."

"Benar," katanya.

"Tapi lihatlah betapa bersihnya tas itu sekarang. Apabila kamu pergi ke Gereja, pasti akan mendapatkan sesuatu yang baik, meskipun kamu tidak mengetahuinya."

07 Juli 2010

Kesempatan dan rezeki itu tak akan datang dua kali

Ada seekor beruang, yang sedang mencari sarapan.

Badan besarnya membungkuk,tangannya mengapai-gapai mengoyak permukaan air.

Beberapa ikan gabus kecil berlarian menyelamatkan diri, menghindar dari empasan tangan si pemakan ikan itu.

Tapi sayang, ada satu ikan kecil yang kurang gesit. Siripnya tak lincah menghindari bongkah batu.

Hap, berpindahlah ikan kecil itu ke tangan si beruang.

"Tolong…pak beruang. Lepaskan aku." Terdengar teriakan mohon ampun dari si gabus.

Tubuhnya meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari cengkeraman kuku-kuku tajam.

"Badanku masih kecil. Pasti kamu tak akan kenyang dengan memakanku."

Beruang hitam itu tertegun mendengar ucapan dari sang ikan.

Matanya terlihat meneliti hasil tangkapannya.

"Lepaskan saja aku. Kalau aku besar nanti, kamu akan tetap bisa menangkapku. Dan pasti kamu akan lebih kenyang." Lagi-lagi suara si gabus.

Sesaat sang beruang itu terdiam. Hewan itu tampak sedang berpikir.

Gerakan si gabus pun mulai tenang. Dia tak lagi meronta-ronta.

Alih-alih ketakutan, ikan itu terlihat optimis dengan ucapannya.

"Kamu benar." Ada suara yang membalas ucapan sang ikan.

"Tapi aku tak pernah melepaskan tangkapanku, walaupun sekecil apapun."

Segera saja, dimasukkanlah ikan kecil itu kedalam mulut beruang.

Beruang itu kembali berkata, "dan hari ini, kamu menjadi sarapan pagiku."

_______________________________________________

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja. Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap : "Ohhh....Andaikan aku tidak menyia2kan kesempatan itu dulu...?"

Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita. Di saat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan; di saat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan; di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; dan dalam kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita.

Bila kita setia pada perkara yang kecil, maka kita akan mendapat perkara yang besar.

Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi sebuah kesempatan yang besar.