Pages

Subscribe:

29 Februari 2012

Gajah

Ada seekor gajah, tubuhnya sehat dan besar, tabiatnya sangat penurut, Raja sangat sayang kepadanya, dan mendirikan sebuah pemukiman yang cantik sebagai rumahnya.

Ada sekelompok perampok yang tertarik kepada pemukiman gajah  yang sangat tenang dan sunyi, beberapa malam berikutnya kelompok perampok ini berkumpul disana membahas cara membobol rumah orang, seperti bagaimana merusak pintu orang, menembak orang, bagaimana melarikan diri serta jika kepergok orang lain bagaimana cara melawan dan membunuh saksi mata dan sebagainya!

Karena gajah mendengar pembicaraan mereka yang kasar dan buas, sifat gajah berubah menjadi emosional, melihat orang maka akan menyerang orang dengan belalainya menyerang orang, melihat binatang kecil selalu menginjaknya, sifatnya seperti telah berubah menjadi gila.

Penjaga gajah segera melaporkan hal ini kepada raja, mendengar hal ini raja menjadi khawatir, gajah yang demikian penurut kenapa bisa menjadi demikian? Ada seorang menteri yang  bijaksana bersedia  menyelidiki keadaan ini.

Menteri ini sampai dipemukiman gajah, memeriksa keadaan gajah, gajah ini kulit dan tubuhnya semuanya kelihatan sangat sehat dan normal, sama sekali tidak sakit, kenapa bisa berubah menjadi demikian emosional?

Dia berpikir, lalu bertanya kepada penjaga gajah, “Dalam waktu dekat ini apakah disekeliling pemukiman gajah ini ada kelainan, apakah ada orang asing yang selalu berlalu lalang?”

“Ada! Ada! Beberapa waktu ini ada sekelompok orang yang selalu berbicara didekat pemukiman ini tetapi saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan? Mereka kelihatannya bukan orang baik-baik.” Setelah menteri mendengar penjelasan penjaga gajah segera mengerti, “Oh ya, sekarang saya mengerti sebabnya.”

Menteri lalu melaporkan hal ini kepada raja, “Baginda, keadaan fisik gajah sangat sehat, tetapi pikirannya terganggu oleh pembicaraan sekelompok orang jahat, sehingga menjadi cepat emosional, saya pikir lebih bagus mengundang seseorang yang bijaksana dan berilmu tinggi berbicara dengannya, dengan demikian bisa membuat sifat baiknya kembali seperti semula.”

Raja lalu mengundang seorang yang bijaksana dan berkarakter santun, setiap hari berbicara hal yang baik dan arif, beberapa waktu kemudian gajah berubah menjadi tenang, kembali kepada sifat penurutnya yang semula.

Memang keadaan lingkungan  bisa dengan cepat mempengaruhi orang, berada dilingkungan orang jahat orang yang betapa baikpun segera dapat berubah menjadi orang jahat, selalu berada di lingkungan orang yang baik dan berbicara dengan arif dengan segera kitapun dapat berubah menjadi baik dan berbicara dengan arif.

26 Februari 2012

Mencari Kepandaian

Ada seorang anak yang dari kecil sudah sangat pintar.

Ketika dia berumur 5-6 tahun sudah pintar memasak, menanam sayur, membuat sajak dan cerita, bernyanyi, menulis, berhitung. Orang di kampung halamannya semua memujinya dan mengatakan bahwa setelah besar dia pasti akan menjadi seorang yang genius, pujian mereka membuatnya menjadi sombong.

Sehingga mulai saat itu di sudah tidak melakukan apapun dan sama sekali tidak belajar apapun lagi dia berpikir “Saya adalah seorang yang lebih pintar dari dewa, ketika dewasa apa yang tidak bisa saya lakukan?.”

Waktu berlalu dengan cepat, dalam waktu sekejab dia sudah berumur 16 tahun, badannya tinggi besar dan gagah, tetapi dia tidak bisa melakukan pekerjaan apa saja dan tidak mengerti apa-apa. Teman-teman yang sebaya dengannya semuanya pintar dan dapat melakukan pekerjaan apa saja, membuat dia menjadi minder dan bertanya kepada ayahnya,

“Sewaktu kecil saya sangat pintar, kenapa sekarang saya tidak mengerti apapun dan tidak bisa melakukan pekerjaan apapun?” Ayahnya menjawab. “Sejak berusia enam tahun sampai sekarang engkau bermain terus, dalam waktu puluhan tahun ini engkau sudah kehilangan semua kepintaranmu, jika engkau ingin bisa melakukan semua pekerjaan dengan baik, engkau harus mencari kembali kepintaranmu.”

Keesokan harinyanya, dia berjalan dari desa ke desa naik turun gunung dan melewati sungai dan kolam mencari selama 49 hari berturut-turut dia sama sekali tidak dapat mencari kembali kepintaran sedangkan bayangan kepintaran juga tak terlihat, lalu dia pulang ke rumah bertanya kepada ayahnya, “Sebenarnya mereka menghilang kemana ya papa?” Ayahnya menjawab, “Mungkin kepintaranmu sudah dihempus angin ke cakrawala, diterjang air bah ke lautan lepas, engkau pergilah ke ujung bumi untuk menemukannya.”

Akhirnya, dia membawa sedikit bekal dan air menempuh perjalanan menempuh gunung dan menyeberangi sungai, bertanya kepada semua orang yang ditemuinya, mereka semua bilang tidak pernah melihat kepintarannya, akhirnya dia bertemu dengan seseorang tua yang rambutnya sudah putih semua sedang membuka lahan di pengunungan.

Lalu dia bertanya kepada orang tua ini, “ Kakek, dulu saya suka bersenang-senang dan bermain sehingga saya kehilangan kepintaran saya, apakah kakek pernah bertemu dengan kepintaran saya?”

Melihat ketulusan hatinya, orang tua ini menjawab, “Anakku, saya tahu kepintaranmu dimana? Tetapi engkau harus bekerja selama 3 tahun untuk saya, supaya bisa mencari kembali kepintaranmu.”

Anak itu berpikir jika bisa mencari kembali kepintaran saya 5 tahun bekerja saya juga rela, tetapi saya sekarang apapun tidak mengerti, apakah saya masih bisa membantu kakek ini.

Lalu dia berkata kepada kakek ini, “Saya sama sekali tidak bisa melakukan pekerjaan apapun, apakah saya berguna untuk kakek?”

Kakek tua berkata, “Tidak masalah, asalkan engkau mau belajar, saya akan mengajarimu.” Mulai saat itu setiap hari dia melakukan pekerjaan yang diajarkan kakek tua seperti, membajak sawah, mencangkul, menanam sayur, memasak nasi, mencari kayu dan pekerjaan apa saja.

Tiga tahun telah berlalu, anak itu selama mengikuti kakek tua mempelajari banyak hal, seperti bercocok tanam, memasak, belajar membaca ,menulis, bernyanyi dan bersajak. Dia meminta kembali kepada kakek tua ini kepintarannya, kakek tua berkata, “Anakku, sekarang engkau sudah mengerti banyak hal, sekarang engkau sudah boleh kembali ke rumahmu, semua kepintaranmu sudah saya letakkan kedalam otakmu, engkau harus menjaganya baik-baik jangan sampai kehilangan lagi!”

Pada saat ini dia menjadi sadar bahwa kepintarannya hilang karena dia terlalu suka bermain dan bersenang-senang, kepintaran tersebut bisa kembali hanya dengan rajin, bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin.

Rajin adalah sebuah kebajikan, hanya dengan rajin dan gigih yang bisa menutupi semua kekurangan. Jika seseorang hanya karena pintar lalu bersikap berleha-leha tidak ingin belajar dan bekerja keras, akhirnya akan kehilangan semuanya. Sebenarnya kepintaran itu ada dimana yaitu terus menerus belajar dan menambah pengetahuan.


23 Februari 2012

Tuan yang kikir

Ada seorang kakek tua, dia membuka sebuah perusahan yang menguntungkan. Ssetelah beberapa tahun berlalu, kakek tua ini menjadi seorang yang sangat kaya.

Tetapi dia tidak mempunyai anak dan keluarga, dia hanya tinggal sendirian di sebuah rumah yang besar.

Kakek ini setiap hari bangun sangat subuh, dia sudah mulai membanting tulang bekerja sampai hari menjadi gelap baru berhenti dan beristirahat. Oleh sebab itu setiap hari dia menghasilkan banyak uang, tetapi karena sangat pelit dia memakan makanan yang sangat sederhana, dan memakai pakaian yang sudah sangat jelek.

Dia sangat hemat, jika terpaksa mengeluarkan uang untuk membeli makanan maka hatinya akan sakit selama beberapa hari tidak dapat makan dan tidur dengan nyenyak.

Biasanya jika menjumpai orang yang ingin pinjam uang dia akan mencari berbagai alasan dan sama sekali tidak akan meminjamkan uang kepada orang lain.

Pada suatu hari ada seorang yang sangat miskin, dengan wajah sangat memelas datang ke rumahnya meminta pinjaman sambil berkata, “Ibu saya sudah lama cacat berbaring di tempat tidur, istri saya kesehatannya sangat buruk tidak bisa bekerja keras, hasil panen saya tahun ini sangat buruk, sehingga tidak cukup membiayai  keluarga saya. Kemarin anak saya sakit keras, saya benar-benar sial. Sudah tidak ada uang untuk mengobatinya, mohon belas kasihan tuan untuk meminjamkan kepada saya sedikit uang.”

Kakek tua ini sama sekali tidak bergeming, dengan tidak berbelas kasihan berkata, “Apa gunanya engkau memohon kepada saya? Saya sama sekali tidak mempunyai uang!”

Bapak yang mau meminjam uang ini tidak putus asa, mengikuti kakek tua ini terus sambil terus memohon, “Tolonglah tuan berbuat baik hati, tuan mempunyai banyak uang, tidak mungkin tuan tega melihat anak saya sakit keras dan meninggal, tolonglah pinjamkan saya sedikit uang, saya pastilah akan membalas budi tuan.”

Bapak yang mau meminjam uang ini memohon dengan memelas terus menerus, sehingga kakek tua ini akhirnya tidak tahan oleh sifatnya, lalu  masuk kedalam kamarnya dengan perlahan-lahan mengambil 10 dollar, dan keluar dari kamarnya berjalan sangat perlahan.

Berjalan beberapa langkah dia mengambil 1 dollar dimasukkan kembali ke kantong sakunya, berjalanan beberapa langkah memasukkan 1 dollar ke dalam sakunya, akhirnya sampai di ruang tamu uang yang tersisa ditangannya hanya 5 dollar, dengan enggan dia menyerahkan uang itu.

Hatinya sangat sakit sampai memejamkan kedua matanya, tidak tega melihat uangnya dipinjamkan, sambil terus berpesan, “Saya sudah meminjamkan seluruh harta saya kepada kamu, ingat jangan memberitahukan kepada orang lain, jika tidak mereka semua akan datang meminjam uang kepada saya.”

Bapak yang meminjam uang ini dengan sedih menerima uangnya sambil berkata, “Uang 5 dollar ini mana cukup untuk mengobati anak saya, tuan sungguh kejam!” Kakek tua ini juga menangis tetapi dia menangis karena sakit meminjamkan uangnya.

Tidak berapa lama kemudian kakek tua ini meninggal, karena dia tidak ada pewaris, semua harta dan rumahnya diambil alih oleh pemerintah,  semua harta bendanya menjadi milik Negara.

Uang dan harta ketika lahir tidak dibawa, mati juga tidak bisa dibawa, semua ini disediakan untuk dipergunakan, tetapi kakek tua ini hanya mengumpulkan harta, hemat makan dan pakaian akhirnya hanya menjadi budak harta.

20 Februari 2012

Itik Liar

Musim dingin telah tiba, sekelompok itik liar terbang migrasi ke arah selatan. Mereka terbang berbaris membentuk sebuah huruf V yang cantik, banyak orang yang memandang ke langit mengagumi kecantikan mereka.

Pada suatu hari, ada seekor itu dari langit memandang ke bawah, tampak ada suatu tempat yang menarik perhatiannya, tempat itu adalah sebuah peternakan itik.

Di sana ada sekelompok itik peliharaan, sedang memakan jagung, mereka bergoyang lenggang lenggok di sekitar peternakan itik.

Sang itik itu sangat gembira melihat pemandangan itu, lalu menggerutu sendiri, ”Setiap hari terbang di atas langit sangat melelahkan! Saya akan singgah ke tempat itu sebentar untuk beristirahat sambil memakan jagung, ini adalah sebuah hal yang fantastis!” Setelah mempertimbangkan sejenak, itik itu meninggalkan kelompok itik liar terbang ke bawah ke peternakan itik.

Dia mendarat di tengah itik peliharaan, dan bergabung dengan mereka berjalan bergoyang kesana-kemari sambil memakan jagung dengan gembira.

Kelompok itik liar yang sedang terbang tidak peduli dia terpisah dari kelompok. Mereka terus terbang melanjutkan perjalanan migrasi ke selatan. Melihat mereka terus terbang, itik itu cuek saja, sambil berpikir, setelah beberapa bulan ketika mereka kembali ke tempat ini tidak akan terlambat jika saya bergabung kembali dengan mereka.

Waktu berlalu dengan cepat beberapa bulan telah berlalu, kelompok itik liar kembali terbang pulang ke utara, ketika itik itu melihat kelompok itik liar ini, mereka terbang dengan bebas, itik itu mulai bosan dengan kehidupan di peternakan itik.

Karena bagaimanapun dia berjalan kesana-sini seluruh tempat ini penuh dengan lumpur, yang dilihat juga hal yang sama setiap hari yaitu sekelompok itik peliharaan.

“Sudah waktunya saya kembali ke kelompok saya!” pikirnya.

Oleh sebab itu dia dengan sekuat tenaga mengepakkan sayapnya mencoba terbang, tetapi selama ini dia telah makan banyak jagung sehingga membuat tubuhnya menjadi gemuk, lagipula dia sudah lama tidak mengepakkan sayapnya.

Oleh sebab itu, begitu dia mencoba terbang dia langsung terjatuh kembali ke tanah, karena terbang terlalu rendah dia terjatuh kembali ke peternakan itik. Sambil menghela nafas dia berkata kepada dirinya sendiri, “Apa boleh buat, saya akan tungguh beberapa bulan lagi, ketika mereka pulang lagi dari daerah selatan baru saya bergabung dengan mereka juga tidak akan terlambat, pada saat itu, saya akan kembali menjadi itik liar".

Musim semi berganti musim dingin telah tiba. Ketika kelompok itik liar kembali melewati peternakan itik, itik itu mencoba sekali lagi mengepakkan sayapnya terbang, tetapi sudah terlambat, dia tidak berdaya terbang lagi berat badannya makin bertambah.

Sejak saat itu setiap musim dingin dan musim semi, dia selalu hanya bisa memandang kelompok itik liar teman-temannya terbang dengan bebas di atas kepalanya, mereka seolah-olah berteriak memanggilnya, tetapi walaupun betapa inginnya dia terbang ke atas tetapi tidak mempunyai tenaga lagi. Sampai pada akhirnya, ketika kelompok itik liar ini melewati kepadanya dia juga tidak  peduli lagi, sekarang dia sudah menjadi seekor itik peliharaan di peternakan itik.

____________________________

Terkadang, kehidupan kita juga tidak akan dapat bertahan hidup seperti itik liar ini. Di dalam perjalanan hidup kita ini, sepanjang jalan akan menghadapi berbagai godaan, jika kita tidak bisa menahan godaan hanya demi sebutir jagung, maka kita akan kehilangan seluruh angkasa.

17 Februari 2012

Kantong Dendam

Di Mesir kuno ada sebuah legenda, dimana ada seorang pahlawan, pada suatu hari dia sedang dalam perjalanan melewati jalan pegunungan yang berliku-liku, tiba-tiba kakinya tersenggol sebuah kantong yang menghalangi jalannya.

Pahlawan ini lalu menginjak kantong, kantong ini bukan saja tidak pecah malah menjadi semakin besar, semakin lama semakin besar, pahlawan ini menjadi emosi lalu mengambil sebuah kayu yang terdapat dipinggir jalan, memukul kantongan ini, kantongan ini semakin besar akhirnya menutup seluruh jalan, pahlawan yang kecapekan ini tidak bisa berbuat apa-apa, akhir dia terduduk kelelahan.

Pada saat ini dari hutan keluar seorang suci, orang suci ini berkata kepada pahlawan ini, “Temanku, jangan menyentuh kantong itu, lupakan dia, menghindarlah jauh-jauh darinya, dia disebut “kantong dendam” jika engkau tidak menyakitnya, dia akan berubah menjadi kecil seperti semula, tetapi jika engkau menyentuh atau menyakitnya, dia akan semakin besar menghalangi jalanmu, seterusnya dia akan menganggap engkau seperti musuhnya yang tidak akan dilepaskan.”


__________________________

Cerita ini mengandung maksud yang dalam. Benar saja, manusia bekerja, bergaul dan hidup di masyarakat, tentu saja terkadang terjadi pergesekan, akan timbul salah paham kemudian menjadi dendam.

Tetapi jangan lupa di kantong dendam kita sendiri selalu diisi dengan ketulusan, dada yang lapang, dengan tulus meminta maaf, dengan lapang dada bersalaman tangan, lebih banyak memikirkan orang lain, lupakan rasa dendam, dengan demikian akan menghadapi lebih sedikit rintangan, dan akan mendapat lebih banyak memiliki kesempatan untuk menjadi sukses.

14 Februari 2012

Pelit

Ada seorang yang sangat kaya, namun sangat pelit. Dia sama sekali tidak pernah membantu orang lain atau beramal bahkan terhadap diri sendiri juga sangat pelit.

Dia selalu makan makanan yang sangat sederhana terkadang hanya makan sayur tanpa daging. Pakaian yang dipakai juga kebanyakan sudah koyak.

Jika ketepatan ada  beberapa teman makan dirumahnya, maka untuk beberapa hari dia akan puasa, perbuatan ini membuat dia merasa lebih baik.

Dia mempunyai seorang tetangga yang walaupun tidak kaya, namun setiap hari makan ikan dan daging, terkadang juga suka mengundang tamu makan di rumahnya, orangnya sangat royal.

Melihat semua ini, orang pelit ini berpikir.
”Saya lebih kaya daripada dia, tetapi dia setiap hari hidupnya bagaikan seorang raja, sedangkan saya mempunyai harta yang segudang, tetapi tiap hari berhemat makan dan minum, dan memakai baju yang koyak, sungguh kasihan!”

Lalu dia memutuskan mengambil seekor ayam, mengambil beberapa kilogram beras putih, lalu diam-diam membawa ke suatu tempat yang sama sekali tidak ada seorangpun tahu, memotong ayam memasak ayam dan nasi, bersiap-siap menyantap makanannya.

Pada saat itu Dewa langit melihat orang pelit ini yang biasanya begitu pelit, tiba-tiba tidak seperti biasanya bisa berubah memotong ayam dan memasak nasi yang begitu banyak, bermaksud bercanda dengannya.

Akhirnya Dewa langit berubah menjadi seekor anjing datang mendekat ke tempat orang pelit itu, mengelilinginya dan meminta makan.

Orang pelit ini sangat geram, jika bisa dia akan menelan seluruh tulang-tulang ayam daripada memberi makan anjing ini. Anjing ini mengelilinginya sambil menganggukkan kepala dan menggoyangkan ekornya, dari mulutnya melelehkan air liur.

Orang pelit ini berkata kepada anjing itu.
”Jika engkau dapat keempat kakimu menghadap langit dan tubuhmu melayang diatas tanah, maka saya akan memberi engkau sedikit makanan.”

Begitu perkataannya selesai diucapkan, dia melihat anjing itu benar melayang diatas tanah dengan keempat kakinya menghadap langit. Dia sangat terkejut, akhirnya dia menyobek sedikit kulit ayam dengan enggan menyerahkan kepada anjing itu. Hatinya masih tidak rela, dan berkata kepada anjing itu.

”Begitu saja, saya akan menyimpan kulit ayam ini, jika kedua matamu dapat terjatuh ketanah, maka saya akan memberikan engkau kulit ayam ini beserta sedikit dagingnya.”

Begitu perkataannya habis diucapkan, kedua mata anjing ini segera jatuh ke tanah, orang pelit itu menjadi sangat gembira, di dalam hatinya berpikir.
”Baguslah, sekarang kedua matamu sudah buta,  saya dapat dengan tenang menikmati makanan saya lagi.”

Lalu dia memindahkan piring dan mangkok makanannya ketempat yang lain dan duduk dengan tenang menikmati makanannya.

Setelah orang pelit itu pergi, Dewa langit berubah bentuknya kembali, dia menaiki mobil orang pelit itu dan pergi kerumahnya,  lalu menyamar sebagai orang pelit itu.

Begitu memasuki rumahnya, dia berpesan kepada pelayannya.
“Sebentar lagi, walaupun ada siapapun yang hendak berkunjung, engkau harus memukul dan mengusirnya.”

Lalu dia memasuki kamarnya, dan mengumpulkan semua hartanya untuk disedekahkan kepada fakir miskin.

Sedangkan orang pelit itu setelah habis bersantap makanan yang lezat, bermaksud pulang ke rumahnya, dia berjalan ditempat mobilnya diparkir. Dia melihat mobilnya telah hilang, dia berusaha mencari kesana kemari, tetapi tidak ketemu, akhirnya dengan sedih dia menundukkan kepalanya berjalan kembali kerumahnya, begitu melangkahkan kakinya melewati pintu rumah, dia dipukul dan diusir keluar.

Orang pelit itu dengan marah berteriak,
“Eh.. kalian sudah berani berontak ya!, berani-beraninya kalian memukul saya!”

Pelayan yang menjaga pintu juga dengan galak berteriak.
”Emangnya saya peduli kamu ini siapa, majikan saya telah memesan siapapun tidak boleh masuk ke rumah ini!” Kata pelayannya.

“Siapa maksud kamu majikanmu?, Saya baru majikan kamu yang sebenarnya!” jawabnya.

“Engkau sudah bosan hidupkah? Berani-beraninya menyamar sebagai majikan saya! Saya akan memukul kamu sampai kapok!” teriak pelayannya tidak mau kalah.

Setelah dipukul bertubi-tubi, orang pelit itu jatuh terduduk ditanah, setelah memandang ke dalam rumah, dia melihat rumahnya sudah kosong melompong, dia merasa sangat kaget, duduk terbengong-bengong disana.

Pada saat ini Dewa langit berubah menjadi seorang biarawati yang bijaksana, datang ke hadapannya.
"Mengapa engkau demikian sedih?” tanyanya.

“Saya sedang dipermainkan orang, seluruh harta saya sudah ludes,” jawab orang pelitu itu sedih.

“Dengar nasehat saya, semua harta benda tidak dapat dibawa pergi, harta benda yang banyak akan memusingkan dan menimbulkan petaka, seperti anda ini seumur hidup mengumpulkan harta, irit makan dan pakaian, tidak pernah beramal untuk orang miskin. Coba engkau pikirkan apalah artinya hidup seperti keadaan ini?” Kata Dewa langit.

Setelah mendengar perkataannya, orang pelit bagaikan tersadar dari mimpi. Mulai saat itu dia menjadi berubah, dengan sukarela membantu dan beramal.

11 Februari 2012

Cinta berarti saling mendukung

Pada sebuah peperangan, seorang Ibu dengan anaknya yang berumur 3 tahun, pergi mengikuti arus pengungsi menghindari sejauh-jauhnya dari bencana besar itu.

Sang Ibu mengeluarkan makanan kering terakhirnya, untuk diberikan kepada anaknya. Melihat wajah anaknya yang pucat, Dia tidak mampu menahan air matanya.?

Sang Ibu tidak makan selama 2 hari. Dia sangatlah lemah, setelah menderita selama dua minggu dari kelaparan dan flu.

Bila tidak mampu bertahan, dia takut anaknya tidak akan selamat. Dengan  pertimbangan tersebut, Sang Ibu menemui tetangganya yang juga seorang dokter.

Dia tahu bahwa tetangganya ini sangat baik. Jika mempercayakan anaknya kepada Sang Dokter, Sang Dokter tentunya akan bersedia membawanya. Ibu tersebut berlutut di depan tetangganya.

“Tolong bawa anak saya pergi dari sini. Selamanya saya akan berterima kasih,” katanya.

Setelah memeriksa keadaan Si Anak, Sang Dokter menolak.

“Tidak, saya tidak dapat menjanjikan hal itu. Saya juga memiliki banyak masalah. Maafkan saya. Saya tidak dapat membantu," kata dokter itu.

Sang Ibu tidak memiliki pilihan lain kecuali menggendong anaknya dan melanjutkan perjalanannya.

Banyak orang terkapar di sepanjang jalan. Tetapi, ajaibnya, Sang Ibu mampu menyeberangi daerah perbatasan. Dengan membawa anaknya, Dia sampai ke tempat pengungsian. Ibu tersebut tahu, jika dia tak mampu melindungi anaknya, tak seorangpun yang mau membawa serta anaknya. Sang Ibu bertemu kembali dengan tetangganya di kamp pengungsian.

“Kamu dan anakmu perlu saling mendukung. Hanya dengan saling membantu, kalian bisa bertahan.” kata tetangganya.

Sang Ibu kemudian mengerti niat baik tetangganya itu. Cinta berarti saling mendukung. Cinta mempertahankan hidup sang Ibu dan anaknya. Mengajari anak adalah sama. Jika cinta dapat mendukung harapan, jadi apa yang tidak bisa dia dukung.

08 Februari 2012

Rasa tulus dan persahabatan akan terlukis dalam wajah

Dahulu kala, ada seorang pemuda yang tinggal di tepi pantai. Dia sangat menyukai burung camar. Sebaliknya burung-burung camar juga sangat senang mendekati dia.

Setiap hari ketika subuh dia naik perahu pergi mencari ikan, sekelompok burung camar ini akan terbang di sekeliling perahunya.

Ada yang hinggap diatas atap perahunya, ada yang hinggap di atas kemudi perahunya, ada yang berada di atas pundak, kaki dan di dalam perahunya, dia akan bermain dengan gembira dengan burung-burung camar tersebut.

Akhirnya, setelah ayah pemuda ini mengetahui hal itu lalu berkata kepadanya.

“Saya mendengar orang lain berkata, bahwa kamu sering bermain dengan burung camar di laut, benarkah? Dapatkah engkau menangkap beberapa ekor burung camar ini dan kau bawa pulang ke rumah supaya aku juga bisa bermain dengan mereka?” Kata si Ayah.

Pemuda ini dengan percaya diri menjawab, ”Beres, itu sih masalah gampang.”

Keesokan harinya, pemuda ini sejak subuh sudah keluar dari rumah, dia mengendarai perahunya menuju laut lepas. Dia menunggu kedatangan para burung-burung camar, tetapi, burung-burung camar yang cerdik ini dapat melihat gelagat pemuda ini tidak benar, mereka hanya terbang berkeliaran di atas perahunya, tidak ada seekor pun yang bermaksud hinggap di dalam perahunya.

Ketika pemuda ini mengulurkan tangannya ingin menangkap burung-burung camar ini, burung camar ini dengan segera terbang tinggi ke langit, melihat keadaan demikian pemuda ini hanya dapat memelototkan matanya tanpa bisa berbuat sesuatu.

____________________________



Saling berhubungan jika ingin mencapai pada taraf saling bersahabat, yang pertama-tama yaitu harus timbul rasa tulus diantara kedua belah pihak. Rasa tulus dan persahabatan biasanya akan terlukis dalam wajah anda, tercermin dari pancaran mata anda.

Binatang juga bisa membaca ekpresi tersebut, manusia juga demikian. Apabila engkau menganggap diri sendiri lebih hebat dan lebih pintar, timbul niat jahat untuk melukai teman, sudah pasti teman akan menjauhi dan meninggalkan anda.