Pages

Subscribe:

30 Januari 2010

Penggorengan

Seseorang memperhatikan nelayan yang menangkap ikan besar, tetapi membuangnya lagi ke air.

Ia mendekati si nelayan dan bertanya, "Mengapa ikan-ikan itu engkau buang lagi?"

Orang itu mengeluarkan sebuah penggorengan di perahunya dan berkata, "Lihat, penggorengan saya terlalu kecil, jadi yang saya perlukan ikan kecil saja."

Tak terbayangkan oleh si nelayan bahwa ia akan mendapat "ikan-ikan" besar, sehingga tidak disiapkannya sesuatu yang istimewa.

Mungkin ia berpikir, mendapat ikan kecil saja sudah cukup, mengapa harus mengharap ikan besar?"

Serupa dengan itu, kita juga kerap membatasi karya Tuhan dengan pola pikir kita yang sempit.

Kadang Tuhan ingin melakukan perkara besar dan dahsyat dalam hidup kita.

Namun, kita berkata, "Ah, tidak mungkin saya bisa melakukannya.

Mana mungkin Allah mau memakai orang sederhana seperti saya?"

Dan masih banyak kalimat pesimis lain yang kita ucapkan.

Sebagian besar anak Allah adalah orang sederhana. Namun, Allah bisa bekerja lewat mereka dengan dahsyat.

Mungkin tak pernah terlintas di benak murid-murid Allah, bahwa mereka
dapat mengadakan banyak mukjizat, seperti Allah sendiri.

Tuhan pernah berkata, barang siapa percaya kepada-Nya, ia juga akan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang Allah lakukan, bahkan lebih besar dari itu!

Namun, mengapa sampai kini kita belum pernah melakukan perkara yang besar?

Mungkin kita perlu bertanya pada diri sendiri, seberapa besar "penggorengan" yang kita siapkan.

Kalau kita benar-benar percaya dan tidak membatasi karya Tuhan, kita akan segera melihat perkara-perkara besar dalam hidup kita.

Gantilah "penggorengan" kita yang kecil.

Jangan batasi kuasa Allah.

BESAR KECILNYA PERKARA YANG AKAN KITA ALAMI TERGANTUNG PADA BESAR KECILNYA "PENGGORENGAN" YANG KITA SIAPKAN.

28 Januari 2010

Kelingking

Dua orang sahabat sedang berbincang-bincang dengan serunya, mulai dari seputar kegiatan sehari-hari mereka sampai masalah seputar wanita. Hingga sampailah pada topik pertanyaan mengenai 'jika ia menjadi jari'.

Pemuda pertama memulainya pertama kali.

Pemuda pertama ini mengatakan jika ia menjadi jari, maka ia ingin memilih untuk menjadi jari telunjuk.

Menurut pemuda pertama, jari telunjuk adalah jari yang sering digunakan para boss atau manajer ketika memberikan perintah kepada anak buahnya atau seorang ayah ketika mengajar seorang anak yang melakukan kesalahan.

Lalu tibalah giliran pemuda kedua mengutarakan pendapatnya.

Pemuda kedua berkata jika ia harus memilih menjadi jari, maka ia akan memilih menjadi jari kelingking.

"Jari kelingking memang dianggap sebagai jari terkecil dan terlemah, tetapi jari inilah yang dipakai dua orang sahabat ketika hendak berdamai atau dua anak kecil ketika mengikrarkan sebuah janji," kata pemuda kedua kepada pemuda pertama.

Mendengar hal tersebut, Pemuda pertama ini pun langsung tertawa. Ia tertawa karena setuju dengan apa yang diucapkan pemuda kedua tersebut.

Menjadi terkecil bukanlah berarti melakukan pekerjaan yang tidak dianggap, malah justru yang terlihat kecil dan lemah itulah yang seringkali melakukan pekerjaan luar biasa bagi kehidupan orang banyak.

26 Januari 2010

Rantai Kebaikan

Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan..

Meskipun hari agak gelap, pria itu dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan.

Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati sang nyonya.

Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan.

Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan.

Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan.

Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk kedalam mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson ."

Wah, sebenarnya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk.

Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak.

Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.

Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu.

Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St.Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.

Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu..

Sang nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapapun jumlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya.

Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran.

Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah ia berbuat hal sebaliknya.

Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."

Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu.

Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.

Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah.

Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya.

Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah.

Pelayan itu tersenyum manis meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari.

Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran.

Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya.

Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan .

Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $ 100.

Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu.

Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu.

Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.

Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu: "Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya.. Saya juga pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.'"

Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi. Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja.

Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.

Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, "Segalanya akan beres. Aku mengasihimu, Bryan Anderson!"

21 Januari 2010

Tubuh Orang Suci Yang Terawetkan

Mayat yang terawetkan (incorruptible) telah dipercaya di kalangan Kristen dan Katolik, terutama Katolik, sebagai sebuah fenomena yang lazim terjadi di kalangan orang-orang kudus. Mereka Mempercayai adanya intervensi Ilahi yang menyebabkan tubuh mereka yang meninggal tidak mengalami dekomposisi. Berbeda dengan mumifikasi, Kejadian ini terjadi tanpa adanya campur tangan manusia. Kadang-kadang dilaporkan adanya peristiwa ajaib lain yang menyertainya, seperti bau harum yang menyelimuti mayat orang suci tersebut.

Beberapa tubuh orang suci yang Incorruptible bahkan terlihat seperti orang yang sedang tidur. Dalam gereja kristen ortodoks, incorruptibilty adalah elemen yang penting dalam proses kanonisasi atau penentuan kesucian seseorang.
Bagi para skeptis, tentu saja mereka menganggap tubuh yang terawetkan dianggap sebagai sebuah kondisi natural yang kebetulan yang diakibatkan oleh lingkungan pekuburan mereka. Misalnya, apabila daerah pekuburan adalah daerah yang kering dan sedikit oksigen, maka mayat dapat terawetkan secara alami.

Namun mengingat banyaknya jumlah orang suci yang mengalami hal ini, maka mayat yang terawetkan dianggap bukan sebagai sesuatu yang alami, melainkan karena campur tangan Tuhan.

Gereja melaporkan banyak orang-orang suci yang terawetkan, namun hanya beberapa yang dapat kita saksikan dengan mata kepala kita hingga saat ini. Dibawah ini adalah sebagian orang-orang suci tersebut :


St Silvan

Hanya ada sedikit yang diketahui tentang orang kudus ini, kecuali bahwa ia adalah Martir pada abad ke-4. Lihatlah dengan teliti pada gambar diatas, maka kita bisa melihat bekas gorokan di lehernya yang merupakan penyebabkan kematiannya. Adanya tanda salib di pakaiannya menunjukkan bahwa St Silvan kemungkinan adalah seorang pelayan Tuhan. Saat ini tubuhnya diperlihatkan di Gereja St. Blaise di Dubrovnik, Kroasia.




St Clare dari Asisi

St Clare adalah salah satu pendiri Ordo Claris. Dia lahir di Asisi, Italia pada tanggal 16 Juli 1194. Walaupun ia lahir dari keluarga kaya, ia mengalami ketidakpuasan dengan kehidupan duniawi, dan ketika ia berumur 18 tahun, atas bantuan dan saran dari St Fransiskus dari Asisi, ia meninggalkan kehidupan duniawi untuk bergabung dengan biara. Diam-diam ia meninggalkan rumahnya pada malam tanggal 20 Maret 1212. Ia dijemput oleh St Fransiskus Asisi dengan lilin ditangannya, dan dihadapan St Fransiskus Asisi, ia bersumpah untuk menanggalkan kehidupan duniawi untuk menjadi pelayan Yesus. Ia meninggal pada tanggal 11 Agustus 1253 di Asisi. Pada tanggl 23 September 1850, peti matinya diangkat. Ketika para pekerja membukanya, mereka menemukan bahwa pakaian St Clare telah berubah menjadi debu namun tubuhnya masih terawetkan dengan baik.




St. Zita

Ia dilahirkan pada awal abad ke-13 di Montsegradi, sebuah desa dekat Lucca, Italia. Ia dibesarkan dalam keluarga yang takut Tuhan. St. Zita cinta Tuhan, ia selalu rajin untuk berdoa dan mengikuti misa. Ia pernah bekerja menjadi pelayan pada sebuah keluarga kaya yang bernama Fatinelli. Karena sikapnya yang baik dan tidak pernah mengeluh, para pelayan yang lain iri dengannya dan selalu menyiksanya dengan keji. Namun Zita tetap rendah hati karena Tuhan. Zita meninggal pada 27 April 1272 pada usia 60 tahun. Tubuhnya ditemukan terawetkan pada tahun 1580 dan saat ini ditaruh di gereja St.Frediano di Lucca, Italia, persis disamping rumah keluarga Fatinelli.




St Clare dari Montefalco

Lahir pada tahun 1268 di Montefalco, Italia. Ia adalah seorang yang lahir dari keluarga kaya. Pada waktu usianya masih muda, ia telah bertekad menjadi pelayan Yesus. Clare menjadi kepala biara selama 16 tahun. Ia dikarunia dengan karunia nubuat dan mukjizat. Ia hidup dengan benar selama hidupnya. Pada tahun 1294, pada usia 26 tahun, Clare mengalami percakapan Ilahi dengan Yesus. Clare bertanya kepada Yesus,”Kemana Engkau mau pergi Tuhan ?” Dia menjawab, “Aku telah mencari ke seluruh dunia sebuah tempat yang kuat untuk menanam salibku, namun aku tidak menemukannya.” Kemudian Ia berkata kepada Clare,”Akhirnya aku menemukan tempat yang Kucari, Aku akan menanam salibKu di hatimu.” Semenjak itu Clare mengalami sakit pada dadanya. Ia berkata kepada biarawati yang lain, apabila engkau membuka hatiku, engkau akan menemukan salib didalamnya. Clare meninggal pada tanggal 17 Agustus 1308. pada saat dadanya dibuka, ditemukan sebuah salib di jantungnya. Saat ini tubuh beserta salib yang diambil dari dadanya dipamerkan di Gereja Salib Kudus di Montefalco, Italia.





Imelda Lambertini yang terberkati

Imelda Lahir pada tahun 1332 di Bologna, Italia. Pada saat masih muda, ia menyerahkan hidupnya untuk Yesus. Dia memohon kepada ayahnya agar diijinkan bergabung dengan ordo Dominikan. Ayahnya mengijinkannya. Ia meninggal pada saat ia menerima komuni pertamanya. Saat ini tubuhnya berada di gereja St. Sigismund di Bologna, Italia.





St Rita dari Cascia

Rita lahir pada tahun 1381. Pada usia 15 tahun, ia meminta ijin untuk menjadi biarawati, namun ditolak oleh orang tuanya. Ia dipaksa menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Rita terpaksa mengikuti kemauan orang tuanya. Ia sering disiksa oleh suaminya. Namun suaminya bertobat sebelum kematiannya. Setelah kematian suaminya, Rita memutuskan untuk menjadi biarawati Agustinian. Pada usia 60 tahun, pada saat ia berdoa, sebuah luka kecil muncul didahinya, tempat mahkota duri Yesus. Selama 16 tahun, Rita menyandang luka tersebut. Dia meninggal pada 22 Mei 1457. Tubuhnya terawetkan selama 500 tahun lebih. Saat ini tubuhnya berada di Basilika St Rita di Cascia, Italia.




St Catherine Dari Bologna

Lahir pada tanggal 9 Maret 1413. Pada usia 14 tahun, Catherine menjadi anggota ordo Fransiskan dan kemudian bergabung dengan ordi Claris. Ia dikagumi karena kekudusannya. Ia juga sering mengalami penglihatan tentang Kristus dan Setan, dan ia menulis pengalamannya tersebut kedalam jurnal hariannya. Pada tanggal 9 Maret 1463, Catherine meninggal. Ia dikubur tanpa menggunakan peti mati. Pada hari ke-18 setelah penguburannya, tubuhnya diangkat karena ada bau harum yang keluar dari kuburannya. Sampai saat ini, tubuhnya tetap terawetkan dan diitaruh di Gereja Poor Clare di Bologna. Pada tahun 1712, beberapa tahun setelah kematiannya, ia dikanonisasi sebagai orang kudus. Konon beberapa tahun setelah kematiannya, St Catherine muncul dihadapan seorang biarawati dan meminta tubuhnya ditaruh dalam posisi duduk. Saat ini tubuhnya berubah menjadi kehitaman akibat lilin yang dulu dipasang mengelilinginya.




St. Germaine

Germaine lahir pada tahun 1579 di sebuah desa kecil di Perancis bernama Pibrac. Sepertinya ia selalu kurang beruntung dari sejak lahirnya. Ia lahir dengan tangan yang cacat dan penyakit yang disebut Scrofula. Ketika ia masih balita, ibunya meninggal dunia, Ayahnya menikah lagi. Istri kedua ayahnya meminta agar Germaine disingkirkan untuk mencegah anak yang lain tertular penyakit scrofula. Jadi, Germaine dipekerjakan sebagai gembala. Ia tinggal bersama hewan-hewan gembalaannya. Ia hidup dengan takut akan Tuhan. Ia memiliki karunia untuk merasakan hadirat Tuhan. Konon beberapa kali ketika Germaine hendak pergi mengikuti misa di gereja desa, ia harus menyebrang sungai, dan sungai itu membelah memberi jalan baginya. Air sungai tidak membasahi pakaiannya sedikitpun. Germaine meninggal pada tahun 1601 pada usia 22 tahun. Pada tahun 1644, kuburnya dibongkar karena salah seorang keluarganya akan dikubur bersama dengannya. Tubuh Germaine ditemukan masih terawetkan dengan baik. Saat ini tubuhnya berada di Gereja Pibrac di Perancis.




St. Vincent de Paul

St Vincent Lahir pada tahun 1580 di Gascony, Perancis. Ia bekerja sebagai gembala domba dari sejak kanak-kanak di peternakan ayahnya. Ia memiliki hasrat untuk menjadi seorang biarawan dari sejak usia muda. Setelah menyelesaikan studi keagamaannya, ia ditahbiskan pada tahun 1600. Pernah dalam perjalanannya ke Marseilles, ia ditangkap oleh bajak laut Turki dan dijual sebagai budak. Namun ia dapat melarikan diri dua tahun kemudian. Setelah pelariannya, Vincent mendedikasikan dirinya untuk kehidupan keagamaan dan kehidupan sosial. Ia mendirikan banyak rumah bagi orang miskin dan cacat dan rumah perawatan bagi banyak orang yang memiliki penyakit menular. Pada tanggal 27 September 1660, Vincent meninggal pada usia 80 tahun setelah melayani Tuhan seumur hidupnya. Pada tanggal 13 Agustus 1729, Vincent dianugerahi gelar terberkati oleh Paus Benedict XIII dan pada 16 Juni 1737, ia dikanonisasi oleh Paus Clement XII. Berbeda dengan tubuh orang kudus lainnya. Yang terawetkan dari tubuh Vincent adalah hati dan tulangnya. Dan saat ini, hati dan tulangnya ditaruh dalam sebuah tubuh lilin yang menyerupainya. Reliknya saat ini dapat dilihat di gereja St Vincent de Paul di Paris.




St Margaret Mary Alacoque

Lahir pada tanggal 22 Juli 1647 di Burgundy, Perancis. Pada saat ia masih muda, ia disembuhkan secara ajaib dari penyakit kelumpuhan akibat sebuah penglihatan rohani, yang akhirnya membuat ia menyerahkan hidupnya untuk Tuhan. Margaret menerima banyak pewahyuan semasa hidupnya. Sama seperti St Vincent, yang terawetkan dari tubuhnya adalah hati dan otaknya. Pada saat ini hati dan otaknya ditaruh didalam tubuh lilin buatan dan ditaruh di Kapel Order of Visitation di Paray, Perancis.




St Veronica Giuliani

Lahir di Mercatello di Italia pada tahun 1660. Ia telah menunjukkan kehidupan yang kudus dari sejak mudanya. Bahkan pada usia tiga tahun ia telah mengalami komunikasi dengan Tuhan. Ia menaruh belas kasihan yang besar terhadap orang-orang miskin. Pada tahun 1694, ia menerima luka di dahinya lewat sebuah kejadian supranatural, luka yang sama didapat oleh Yesus akibat mahkota duri. Pada suatu hari, ia juga mendapat penglihatan tentang Yesus yang memikul salib, dan setelah penglihatan itu, ia mengalami sakit akut di dadanya. Setelah kematiannya, sebuah salib ditemukan tertanam di hatinya. persis seperti St Clare Montefalco. Dia dikanonisasi pada tahun 1839 oleh Paus Gregory XVI. Tubuhnya terawetkan dengan sempurna dan saat ini dapat dilihat di Biara St Veronica Giuliani di Castello, Italia.




St Theresa Margaret

Theresa lahir tahun 1747 di Arezzo, Italia. Semasa hidupnya ia bergabung dengan Carmelites di Florence. Ia mempraktekkan kata Yohanes di Alkitab, “Tuhan adalah Kasih”. Ia mendedikasikan hidupnya untuk mempraktekkan kasih hingga kematiannya pada tahun 1770, pada usia 23 tahun. Sesaat setelah kematiannya, tubuhnya mulai membusuk dan berubah warna menjadi hijau. Para biarawati segera mempersiapkan penguburannya. Namun sebelum mereka menguburkannya, mereka melihat warna hijau berubah menjadi warna kulit yang normal. Tubuhnya terawetkan dengan sempurna dan saat ini ditaruh di Biara Karmel di Florence, Italia.




St Jean Marie Vianney

Lahir tanggal 8 Mei 1786 di Perancis. Ibu baptisnya membesarkan ia untuk Takut akan Tuhan. Ia memiliki hasrat yang kuat untuk menjadi seorang biarawan. Namun otoritas perancis yang saat itu mengalami revolusi menolak memberikannya otoritas untuk mendengarkan pengakuan dosa. Akhirnya setelah banyak doa dan pergumulan, ia diberikan ijin untuk melakukan semua itu. Segera ia dipindahkan ke desa kecil bernama Ars di Perancis. Begitu kecilnya hingga tidak ada orang yang pernah mendengarnya. Namun kesetiaan Vianney telah membuat ia memenangkan banyak orang untuk Kristus disana. Ia meninggal pada tanggal 4 Agustus 1859. Tubuhnya diangkat dari kubur pada tahun 1904 dan ditemukan dalam kondisi terawetkan. Saat ini tubuhnya ditaruh di Basilika di Ars.




St Catherine Laboure

Lahir pada tanggal 2 Mei 1806. ia adalah anak ke-9 dari 11 bersaudara. Ia bergabung dengan biara Daughters of Charity dan dikenal sebagai seorang biarawati yang penuh dengan keceriaan. Ia mendapat banyak penglihatan spiritual yang memperkuat imannya. Ia meninggal pada tanggal 31 Desember 1876. Tubuhnya diangkat pada tahun 1933 dan ditemukan dalam kondisi segar, walaupun ia telah dikubur selama 57 tahun. Bahkan matanya masih berwarna biru dan indah. Lengan dan kakinya masih normal, layaknya seperti orang yang sedang tidur saja. Saat ini tubuhnya ditaruh di kapel daughters of charity di 140 Rue de Bac di Paris, Perancis.





St Bernadette Soubirous

Bernadette lahir tahun 1844 di Lourdes, Perancis. Ia mendapat penglihatan bunda Maria pada saat usianya yang masih muda pada 11 Februari 1858. Dalam salah satu penglihatan, Maria menyuruh ia menggali tanah dengan tangannya, dan setelah itu, di tempat ia menggali, muncul aliran air yang keluar. Sampai saat ini air mancur itu masih ada dan disebut dengan air mancur Lourdes. Ia meninggal pada tanggal 16 April 1879. Pada tanggal 8 Desember 1933, ia dikanonisasi. Saat ini tubuhnya yang terawetkan terbaring di Gildard Convent di Nevers, Perancis.





St Maria Mazzarello

Maria Lahir pada tanggal 9 Mei 1837 di Mornese. Pada usia 15 tahun ia bergabung dengan Asosiasi Daughters of Mary Immaculate dan memulai pelayanannya diantara kaum muda di desanya. Ia banyak mengabdi sebagai seorang pendidik semasa hidupnya. Ia memimpin institusi Daughters of Mary dan The Salesian Sisters. Sebagai pemimpin jemaat, ia adalah seorang pendidik yang mampu dalam kehidupan spiritual. Ia meninggal pada tanggal 14 Mei 1881. Tubuhnya yang terawetkan saat ini ditaruh di Basilika Mary Our Help di Turin, Italia.




St John Bosco

John Bosco lahir tanggal 16 Agustus 1815 di Piedmont, Itali. Masa kecilnya dihabiskan sebagai gembala. Tahun 1835, ia masuk ke seminari di Chieri. Setelah 6 tahun ia menjadi Pastur yang ditahbiskan. Ia terpanggil untuk bergerak di bidang amal selama hidupnya. Ia banyak menampung anak-anak yang terlantar dalam pelayanannya. Ia meninggal pada tanggal 31 Januari 1888. Saat ini tubuhnya terbaring di Basilika Mary Our Help di Turin, Italia, persis di sebelah tubuh yang terawetkan dari St Maria Mazzarello.





St Maria Goretti

Maria lahir tanggal 16 Oktober 1890. Pada tahun 1899 keluarganya pindah ke Ferrire, Italia. Mereka tinggal bersama dengan keluarga Serenelli. Maria cinta Tuhan dari sejak masa mudanya dan tidak sabar untuk menerima komuni pertamanya. Namun keluarga Serenelli memiliki seorang anak berumur 19 tahun bernama Alessandro. Alessandro memiliki niat jahat. Beberapa kali ia menghampiri Maria dan mengajaknya untuk bersetubuh, namun Maria selalu menolaknya. Pada suatu hari, ketika orang tua Maria sedang pergi, Alessandro masuk ke kamar Maria yang sedang sakit dan berusaha memperkosanya. Maria melawan. Alessandro mengambil sebilah pisau dan menusuk Maria sebanyak 14 kali. Hari itu tanggal 5 Juli 1902. Ketika orang tuanya menemukan Maria terbaring tak berdaya, mereka membawa dia ke rumah sakit. Dia hanya hidup selama 1 jam. Sebelum kematiannya, Seorang pastur datang dan bertanya kepadanya,”apakah engkau mengampuni Alessandro?’ Maria menjawab,”aku mengampuninya dengan segenap hatiku, aku ingin ia juga masuk ke surga.” Kurang dari 50 tahun kemudian, ia dinyatakan orang kudus. Alessandro dan ibunya menjalani hukuman penjara selama 30 tahun. Mereka berdua hadir pada saat kanonisasi Maria. Saat ini Tubuhnya yang terawetkan ditaruh di Gereja Our Lady of Mercy di Nettuno, Italia.



Margaret Castello yang terberkati

Ia lahir pada tahun 1287 dalam kondisi bungkuk, buta dan cacat lainnya. penampilannya terbilang tidak menarik menurut dunia. ketika ia berusia enam tahun, keluarganya yang malu dengan kondisinya mengurung ia dalam sebuah kamar disebelah kapel. Dia tidak dapat lari, namun Margaret selalu menghadiri misa dan menerima sakramen. Setelah dikurung selama 14 tahun, ia dibawa ke sebuah tempat pemujaan dengan harapan Margaret dapat disembuhkan, namun ketika tidak didapat kesembuhan, keluarganya mengabaikannya. Lalu ia bergabung dengan ordo Dominikan. pada waktu ia meninggal pada tahun 1320 di usia 33 tahun, orang-orang didesa menuntut ia dikuburkan di dalam kuburan gereja karena mereka menganggap ia adalah seorang suci. Pastur menolak, namun tiba-tiba seorang anak kecil disembuhkan dari kelumpuhan secara ajaib. Dan hingga sekarang tubuhnya masih terawetkan dengan sempurna dan ditaruh di gereja St.Domenico di Citta, Castello, Italia.



Sumber:"Enigma"

20 Januari 2010

Malang atau beruntung?

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya.

Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa.

Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan.

Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa.

Orang-orang dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi" kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum.

Pedagang-pedagang kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual.

Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kakinya.

Perlu waktu lama hingga tulangnya yang patah akan baik kembali.

Keesokan harinya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh.

Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur, dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement.

Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara.

Apa-apa yang kita sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan baru ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan" .

Maka orang-orang seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label-label "beruntung", "sial", dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti.

Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di perusahaan lain.

Maka berhentilah menghakimi apa –apa yang terjadi hari ini, kejadian –kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas dan apapun namanya . . . .yang selama ini kita sebut dengan "kesialan" , "musibah " dll , karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik peristiwa itu.

"Hadapi badai kehidupan sebesar apapun. Tuhan takkan lupa akan kemampuan kita. Kapal hebat diciptakan bukan untuk dilabuhkan di dermaga saja."

18 Januari 2010

Ahli Batu

Hiduplah seorang ahli batu yang sangat terkenal di China.

Hasil karyanya tersohor di segenap penjuru negeri.

Batu-batu permata dan intan yang berkilauan itu, dipajang menjadi perhiasan jemari dan kaki para raja.

Hampir semua batu indah di dunia ini, pernah diolah tangannya.

Giok, rubi, dan safir, terpajang di segenap sudut-sudut rumahnya.

Namun, sang ahli sudah sangat tua.

Kini, ia berusaha mencari pengganti dan penerus karya-karyanya.

Belasan orang berusaha berguru. Tapi, tak ada yang cocok buat pekerjaan itu.

Hingga akhirnya ia menemukan seorang pemuda yang tampak bersemangat, dan bersedia menjalani ujian.

“Anak muda, ujian pertama ini tidak sulit,” ucap sang ahli membuka pembicaraan.

“Mudah saja. Begini, jika kamu mampu mengambil batu dalam genggamanku, maka kamu layak mewarisi semua ilmuku. Namun, jika tanganku yang lebih cepat menutup, maka kamu harus mengulang ujian itu besok.”

Anak muda itu mendengarkan dengan seksama. Ia mengangguk pelan, “Baiklah, itu pekerjaan mudah.”

Ujian itu pun dimulai.

Sang ahli, meletakkan sebuah batu di atas genggaman.

Disodorkannya ke arah muka si anak muda. “Ayo, ambil”.

Hap. Tampak kedua tangan yang beradu cepat.

Sang pemuda berusaha meraih batu dalam gengaman itu.

Ah, dia kalah sigap. Tangan sang ahli telah lebih dulu menutup. “Kamu belum berhasil anak muda. Cobalah besok”.

Sang pemuda tampak kecewa.

Keesokan harinya, anak muda itu kembali mencoba. Ujian pun berulang. Lagi-lagi, dia gagal.

Gerakannya masih terlalu lambat. Ia pun harus kembali mengulang ujian itu.

Dua, tiga hari dilaluinya, tak juga berhasil.

Sembilan hari telah terlewati, tapi batu itu masih belum berpindah tangan.

Pemuda itu mulai tampak putus asa, dan dia berjanji, kalau besok masih belum berhasil, dia akan berhenti dan tak mau menjadi ahli permata.

Hari penantian itu pun tiba. Keduanya telah duduk berhadapan. Sang ahli bertanya, “Kamu sudah siap?” Sang ahli meletakkan sebongkah batu di atas gengamannya.

Namun, tiba-tiba anak muda itu berteriak, “Hei, tunggu dulu. Itu bukan batu yang biasa kita gunakan!”

Alih-alih meraih batu itu, sang anak muda malah menanyakan tentang batu.

Wajah keheranan itu dibalas dengan senyuman dari sang ahli batu. “Anak muda, kamu lulus ujian pertama dariku. Selamat!”


PESAN MORAL :

Hidup di dunia, kadangkala seperti pertunjukan sulap.

Apa yang ada di depan mata, seringkali bukan apa yang kita dapatkan.

Harapan yang kita inginkan, acapkali meleset.

Banyak yang tertipu, banyak pula yang salah duga dan salah kira. Sebab, di sana memang penuh kepalsuan.

Sering kita mendengar istilah, siapa cepat dia dapat.

Kita pun terpacu untuk sepakat dengan perkataan itu.

Kemudian, segalanya berubah menjadi begitu bergegas. Adu cepat dan adu sigap.

Namun, adakah yang tercepat selalu yang jadi pemenang? Kadangkala jawabannya tidak semudah itu.

Tak selamanya kita memaknai hidup ini dengan cara-cara seperti itu.

Ada kalanya kita perlu bertanya kepada hati tentang makna hidup yang sebenarnya.

Setidaknya, kali ini saya percaya, mereka yang cermatlah yang akan memenangkan pertarungan hidup.

Mereka-mereka yang belajar tentang ketelitianlah yang lulus dari ujian kehidupan.

Tak selamanya, si cepat adalah si juara.

15 Januari 2010

Lilin

Adalah kisah empat lilin, yang satu per satu mulai meleleh dan padam.

Lilin pertama berkata, "Aku adalah DAMAI, namun manusia tidak mampu menjaganya. Jadi, lebih baik aku matikan diriku".

Lilin kedua mulai berkata, "Aku adalah IMAN. Sayang, aku tidak berguna lagi. Manusia tidak mau mengenalku. Tidak ada gunanya kalau aku tetap menyala".

Tiupan angin pun mematikannya dalam sekejap.

Ruangan mulai agak gelap.

Lilin ketiga gantian berbicara: "Aku adalah CINTA. Aku tidak lagi mampu untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci pada mereka yang mencintai".

Lilin ketiga pun padam.

Tiba-tiba, masuk seorang bocah ke ruangan itu. Perasaan takutnya menyergap.

Dia pun menangis, takut pada gelap.

Tangisan itu tak lama, karena dihentikan oleh lilin keempat.

"Jangan takut dan jangan menangis. Selama aku masih ada dan menyala, kita akan selalu dapat menyalakan ketiga lilin lainnya". kata lilin keempat.

Itulah lilin "HARAPAN".

Dan, bocah itu pun menyalakan ketiga lilin yang telah padam.

Jadi?

Aku, juga Anda mestinya, tidak perlu putus asa menghadapi keterpurukan
yang kita alami.

Kita masih punya titik terang.

Kita tak boleh tergoyahkan oleh hal-hal yang menyesatkan.

Orang-orang sukses selalu melawan kakalahan dan kesengsaraan, tanpa pernah mengenal menyerah dan kecewa.

Juga kita, tentunya!

13 Januari 2010

Mengumpulkan Ceceran Beras



Wakinah (60) mengumpulkan butiran beras yang jatuh di sekitar Pasar Dargo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/1). Kenaikan harga beras sebesar Rp 500 hingga Rp 1.000 dalam beberapa minggu ini semakin menyulitkan kehidupan penduduk miskin.

PESAN MORAL :
............................................................................................ ...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................

Pesan moral ini sengaja tidak di isi.. karena saya percaya, pasti anda bisa menuliskannya di hati dan nurani masing-masing..


Sumber:"Kompas"

11 Januari 2010

Berburu Serigala

Ada sebuah cerita tentang suku eskimo yang berada di pegunugngan es.

Salah satu kegiatan mereka di daerah yang dingin tersebut adalah berburu serigala.

Dan tahukah Anda, bahwa suku eskimo memiliki cara yang sangat unik untuk berburu serigala.

Beginilah caranya :

Sebelum berburu, para pemburu melumuri mata tombak dengan darah segar dari binatang lain.

Kemudian, di siang hari, pemburu tersebut pergi ke daerah yang sering dilewati oleh serigala-serigala.

Setelah itu ditancapkannya tombak tersebut dengan mata tombak menghadap ke atas dan ukuran tombaknya pun sangat pendek. Lalu setelah menancap dengan kuat di tanah. Pemburu pun pulang ke rumahnya kembali.

Malam harinya, ketika para serigala keluar untuk mencari mangsa, mereka mencium aroma darah dari mata tombak tersebut dan menghampirinya.

Lalu menjilati mata tombak tersebut, mereka mengira itu adalah darah dari mangsa mereka.

Karena terlalu menikmati dan karena di daerah kutub udaranya sangat dingin, para serigala tidak sadar bahwa lidah mereka berdarah-darah karena terkena mata tombak.

Dan darah yang mereka keluarkan semakin dijilati dengan semangat sampai akhirnya mereka kehabisan darah dan mati.

Pada pagi harinya, para pemburu tinggal mengambil bangkai serigala tanpa susah payah.

PESAN MORAL :

Begitulah juga dengan diri kita, sering kali kita terbuai oleh kenikmatan-kenikmatan yang kita sendiri tidak pernah tahu akan menghancurkan diri kita sendiri.

Kita tidak sadar bahwa kita sedang menjilati mata tombak yang tajam dan menelan darah sendiri.

Dan sering kali ketika sudah menyadarinya, maka segalanya telah terlambat dan yang tertinggal hanyalah penyesalan.

Mulailah introspeksi diri kita saat ini juga. Jangan sampai kita terbuai dalam kenikmatan yang semu, yang menghancurkan diri kita sendiri.

08 Januari 2010

Penari

Di suatu kota kecil ada seorang putri yang cantik dan suka sekali menari.

Putri ini sangat rajin belajar menari dan dia sering mengikuti beberapa perlombaan menari yang diadakan di kota itu ataupun kota-kota sekitarnya, dan seringkali putri ini memenangkan perlombaan-perlombaan tersebut.

Pada suatu saat walikota dari kota tersebut akan mengadakan pagelaran seni menari yang sangat spektakuler dan dihadiri oleh beberapa guru menari dari beberapa negara, yang tentu sudah bertaraf international.

Tiba saatnya si putri ini untuk menunjukkan kebolehannya di hadapan seorang guru yang sangat dia kagumi selama ini.

Saat si putri ini sedang menari (kurang lebih 5 menit) tiba-tiba sang guru keluar dari area menari.

Sang guru ini keluar dari area itu karena dia merasa kecapekan (pagelaran seni tari ini begitu padat).

Ketika sang guru ini meninggalkan area tari, secara langsung si putri tersentak dengan emosi yang begitu tinggi sehingga tanpa berpikir panjang si putri menghentikan tariannya, lari meninggalkan area tari itu dan langsung dia pulang.

Si putri merasa dikecewakan karena sang guru yang dia kagumi tidak mau melihat tariannya sampai selesai. Dan saat itu juga dia sudah tidak mau lagi untuk belajar menari dan bahkan baju-baju tarinya dia jual semua.

Semenjak itu si putri tidak lagi mendalami seni tari, malahan mulai bekerja pada sebuah perusahaan roti. Si putri ditempatkan pada bagian pengepakan roti-roti yang akan didistribusikan ke outlet-outlet di kota itu.

Dua puluh tahun kemudian kota tersebut mengadakan pagelaran seni tari lagi. Si Putri ingin sekali untuk melihat pagelaran tersebut.

Dalam hatinya si putri ingin sekali berjumpa dengan sang guru pujaannya dan seandainya aku dapat ketemu beliau, aku akan bertanya ‘mengapa Bapak meninggalkan saya ketika saya sedang menari??’

Ketika waktu rehat sejenak si putri ini berusaha untuk mencari sang guru tersebut dan kebetulan guru itu sedang duduk santai dan tanpa disengaja dua insan ini saling berpandangan.

Sang guru menyapanya: “Wah…kamu ini seingat saya pernah menari di hadapan saya, kira-kira 20 tahun yang lalu. Bagaimana kabar kamu sekarang dan bagaimana perkembangan menarimu, dan tentu kamu sudah menjadi penari yang hebat ya?”

Sontak saja si putri berkata: “Mengapa waktu itu Bapak begitu saja meninggalkan saya ketika saya menari baru beberapa menit saja, apakah tarian saya begitu jeleknya sehingga Bapak meninggalkan area menari itu ?? Saya sekarang bekerja hanya sebagai pegawai dari perusahaan roti.”

Sang guru berkata: “Saat kamu menari sebenarnya saya sudah tahu bahwa tarianmu itu sangat bagus dan saya tidak perlu sampai menunggu kamu untuk menyelesaikan tarianmu.

Saya meninggalkan area tarian untuk mengambil kartu nama saya yang akan saya berikan kepadamu dengan harapan kamu dapat menghubungi saya sewaktu-waktu, karena saat itu saya juga merasa kecapekan.

Namun saat saya kembali ke area menari ternyata kamu sudah tidak ada di area tersebut.”

Mendengar perkataan sang guru itu si putri begitu tercengang dan merasa bahwa keputusannya selama ini salah.

PESAN MORAL :

Dari cerita diatas kita mendapatkan pembelajaran yang begitu menarik dan indah. Jadilah diri anda sendiri dan kalau anda ingin mewujudkan impian anda, jangan harapkan pujian dari orang lain. Fokuslah pada impian anda.

Jadilah Penari dengan tarian yang indah dan dikagumi banyak orang!

01 Januari 2010

Piano

Kisah ini terjadi di Rusia.

Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal.

Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya..

Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisipenuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya.

Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya.

Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut.

Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle2 little star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung.

Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil.

Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung.

Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata, "Teruslah bermain" dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.

Sang pianis lalu duduk, di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah.

Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.

Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung.

Sang anak merasa bangga, pikirnya, "Wow, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!"

Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

PESAN MORAL :

Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah berhasil kita lakukan.

Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi karena Tuhan ada di samping kita. Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada Tuhan di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia.

Tapi bila Tuhan ada di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar kita.

Di tahun 2010 ini, semoga kita tidak pernah lupa bahwa ada Tuhan di samping kita.


May God always be with you in all you do....