Pages

Subscribe:

08 Juni 2011

Gundul Pacul


Tentunya kita tidak asing lagi dengan lagu "Gundul-gundul Pacul".

Gundul gundul pacul-cul,gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar…


Lagu jawa ini sudah ada semenjak tahun 1400, merupakan pesan dan warisan berharga dari leluhur kita dan mempunyai arti filosofi yang sangat dalam.

Namun 600 tahun kemudian, di era milenium ini, arti dan pesan tersebut serasa angin lalu, hanya didengarkan sebagai lagu.

Oleh sebab itu, mari kita simak lagi, apa arti dan pesan keramat yang ada di balik lagu tersebut.

Gundul Pacul

Gundul adalah, kepala plontos tanpa rambut.

Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala.

Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.

Pacul adalah, cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat.

Dalam lagu ini dilambangkan sebagai kawula rendah yang pada waktu itu kebanyakan adalah petani.

Apabila kata Gundul dan pacul digabung jadi "Gundul Pacul", artinya bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Bagi orang Jawa, pacul adalah "Papat kang ucul" (empat yang lepas).

Yang artinya bahwa, kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.
_______________________________________________________

Nyunggi wakul

Nyunggi artinya adalah, membawa sesuatu di kepala.

Wakul artinya adalah, simbol kesejahteraan rakyat. Yang isinya adalah Kekayaan negara, sumberdaya, Pajak dll.

Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul milik rakyat.

Kedudukannya di bawah bakul rakyat. Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul atau pemilik bakul?

Tentu saja pemilik bakul. Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya.
______________________________________________________

Gembelengan:

Gembelengan adalah, melenggak lenggokkan kepala dengan sombong dan bermain-main.

Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat, besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya..

Banyak pemimpin yang:
1. Menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan dirinya.
2. Menggunakan kedudukannya untuk berbangga-bangga di antara manusia.
3. Dia menganggap kekuasaan itu karena kepandaiannya.

Saat ini banyak pemimpin yang masih gembelengan, lupa bahwa dia mengemban amanah penting membawa bakul dikepalanya.

Akibatnya, "Wakul ngglimpang segane dadi sak latar"

Bakul terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana.

Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah ke mana-mana.

Dia tak terdistribusi dengan baik. Kesenjangan ada dimana-mana.

Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat..