Pages

Subscribe:

30 Maret 2012

Serigala dan kambing

Ada seekor anak ayam telah hilang, Jaksa serigala ketika mengadili kambing berkata, “Ayam adalah tetangga kamu, engkau berada paling dekat dengannya, jika bukan engkau yang memakannya, siapa lagi yang memakannya?”

Kambing berkata, “Tuan jaksa, saya telah difitnah, saya adalah vegetarian, tidak memakan daging, mana mungkin memakan ayam?”.

Jaksa srigala berkata, “Anak ayam demikian wangi, demikian lezat, mana mungkin engkau tidak memakannya? Siapa yang akan percaya!” Para jaksa srigala tertawa dengan licik, semuanya menuduh kambing yang memakannya, akhirnya kambing yang kasihan ini divonis hukuman mati.

_________________

Didalam cerita kecil ini ada sebuah makna besar.

Seluruh kambing mengetahui kambing ini telah difitnah, karena kambing adalah vegetarian, sama sekali tidak tertarik kepada “kelezatan ayam” Tetapi jaksa srigala yang berkuasa ketika menjatuhkan vonis hukuman kambing dengan air liur yang jatuh berkata, “Anak ayam demikian wangi! Demikian lezat….”. Srigala yang memakan ayam tahu kambing ini telah difitnah, dia sengaja mencelakakan kambing ini! Apakah srigala yang lain juga tahu kambing ini telah difitnah? Apakah mereka adalah sekomplotan atau mereka ada kelompok yang dibodohi?

Tentu saja, engkau yang pintar pasti tahu kambing ini telah difitnah; karena engkau tahu benar sifat binatang, engkau juga dapat dengan jelas melihat alasan yang dipergunakan jaksa srigala licik dan korup ketika memvonis kambing. Sedangkan didalam kehidupan yang nyata ini jika kasus yang sama terjadi, hati manusia apakah dengan jelas bisa membedakan mana yang benar dan salah?.

27 Maret 2012

Sarang Burung Gagak

Alkisah ada dua burung gagak bersaudara hidup di dalam sebuah sarang. Pada suatu hari, di sarang itu terdapat sebuah lobang. Apa yang terjadi kemudian?

Kedua burung gagak itu, saling berpikir.

”Adik pasti akan memperbaikinya!” pikir burung gagak yang besar.

Hal yang sama dipikirkan oleh burung gagak yang kecil.
”Abang pasti akan memperbaikinya!” pikirnya.

Oleh karena itu, mereka berdua tidak ada yang memperbaiki, sehingga lobang ini makin lama menjadi makin besar.

Burung gagak yang besar kali ini berpikir.
”Adik pasti akan memperbaiki, apakah sarang yang mempunyai lobang yang begitu besar masih dapat ditempati?” pikirnya lagi.

Burung gagak yang kecil berpikir hal yang sama juga.
”Abang pasti akan memperbaiki, apakah sarang yang mempunyai lobang yang begitu besar masih dapat ditempati?”

Akhirnya mereka berdua tidak ada yang memperbaikinya.

Sampai pada musim dingin, angin berhembus dengan kencang, salju turun dengan deras. Kedua bersaudara burung gagak ini meringkuk dalam sarang yang berlobang ini sambil berteriak.

”Uhh… sungguh… ding….in…, ding….in sekali!”

Kembali kedua burung gagak ini, berpikir tentang lobang yang semakain membesar itu.
”Cuaca yang demikian dingin, adik pasti tidak tahan, pasti akan memperbaiki!” pikir burung gagak yang besar.

Burung gagak yang kecil berpiki hal yang sama.
”Cuaca yang demikian dingin, abang pasti tidak tahan, pasti akan memperbaiki!” pikir burung gagak yang kecil.

Tetapi mereka berdua tidak ada yang beranjak dari tempatnya, malahan makin meringkukkan badannya.

Angin makin lama makin kencang, turunnya salju juga makin lama makin deras. Akhirnya sarang mereka berdua terhembus angin jatuh ke tanah dan mereka berdua mati beku didalam sarang yang berlobang besar.
____________________________

Cerita diatas menyampaikan pesan bahwa betapa menakutkannya sifat egois itu. Jika di dalam masyarakat ini setiap orang bersifat egois, maka mempunyai banyak uang pun juga tidak bisa membeli kehangatan jiwa dan kebahagiaan yang sejati.

24 Maret 2012

Kisah 2 butir Biji

Ada dua buah biji yang sedang berbaring berdampingan di tanah subur. Mereka terlibat dalam sebuah percakapan hangat.

Biji yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh, Aku ingin mengirim akar saya ke dalam tanah di bawahku, dan mendorong kecambahku melalui kerak bumi di atasku ...! Aku ingin membentangkan tunas lembutku seperti spanduk untuk mengumumkan kedatangan musim semi ... aku ingin merasakan kehangatan matahari di wajahku dan embun pagi pada kelopakku! "

Dengan begitu biji itupun lalu tumbuh ...

Biji kedua berkata, "Aku takut jika aku mengirim akar ke tanah di bawahku, aku tidak tahu apa yang akan aku hadapi di dalam gelap.. Jika aku mendorong jalan melalui tanah yang keras di atasku, maka itu dapat merusak kecambah halusku ... dan jika aku membiarkan kuncupku terbuka maka siput akan mencoba untuk memakannya. Jika aku membuka kelopak bungaku, maka anak kecil mungkin akan mencabut aku dari tanah. Tidak…jauh lebih baik bagiku untuk menunggu sampai semuanya aman."

Lalu biji itupun menunggu ...

Beberapa waktu kemudian, di awal musim semi seekor ayam sedang menggaruk-garuk halaman di sekitarnya untuk mencari makanan, dan akhirnya ayam tersebut menemukan sebutir biji (biji yang kedua) yang sedang menunggu untuk tumbuh dan segera memakannya.

_____________________

Mereka yang menolak untuk menerima resiko dalam usaha untuk tumbuh akhirnya hanya akan ditelan oleh kehidupan.

21 Maret 2012

Monyet dan Landak

Ada seekor monyet yang menjadi kepala geng diantara para binatang kecil, sifatnya sangat sombong dan nakal, selalu menimbulkan kekesalan diantara para binatang, tetapi mereka tidak berani menegurnya.

Pada suatu hari, monyet berkata kepada kelinci, “Hari ini cuaca sangat cerah, ayo kita naik ke gunung bertamasya.” Kelinci menggelengkan kepalanya menolaknya.

Monyet merasa kesal, lalu mengajak tupai,tetapi tupai juga menolak. Monyet lebih kesal lagi, lalu memutarkan badannya mengajak srigala, tetapi srigala juga tidak suka kepada monyet, dan menolaknya. Setelah ditolak oleh semua binatang kecil, monyet tidak tahu harus berbuat apa lagi, akhirnya dia dengan kesal sendirian naik ke atas gunung.

Setelah sampai diatas gunung, dia melihat seekor landak sedang menggulungkan badannya seperti sebuah bola sedang tidur siang. “hei! Hei! Bangun! Bangun saya sudah datang!.”

“Jangan berisik! Jangan mengganggu tidur siangku!” ujar sang landak yang masing mengantuk.

“Sungguh tidak tahu diri!, badanmu begitu kecil tetapi masih sombong!, rasakan saya akan menduduki engkau seperti sebuah kursi!” Monyet menghina landak sambil duduk diatasnya.

Landak sangat marah, sambil mengibaskan badannya sehingga semua duri landaknya berdiri, “Aduh… sakit! Sakit!” sambil berteriak dan berlari monyet memegang pantatnya yang kesakitan.

__________________

Ketika seseorang menjadi terlalu sombong, memandang rendah setiap orang, dia tidak akan melihat kelemahan dirinya sendiri dan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Jika kita dapat lebih banyak melihat kelebihan orang lain, lebih banyak menghormati orang lain, dan selalu intropeksi kepada diri sendiri maka orang tersebut akan dihormati orang lain juga.

18 Maret 2012

Selalu Bersedih

Ada seorang yang setiap hari wajahnya selalu cemberut dan bersedih, tidak dapat makan, tidak dapat tidur, tubuhnya kurus kering, jika ada angin kencang maka dia akan tertiup terbang.

Malaikat melihatnya dalam hatinya tidak tega, lalu bertanya kepada orang ini “Kenapa engkau setiap hari sedih? Ada hal apakah yang menimbulkan kesedihanmu, sehingga wajahmu setiap hari cemberut?”

Orang ini menjawab “Ada orang yang mengatakan bahwa permata matahari dan permata bulan adalah harta yang tak ternilai harganya, kapankah saya bisa mendapatkannya?”

Malaikat sangat iba kepadanya, memutuskan akan memenuhi permintaannya dan menjelma batu permata matahari dan batu permata  bulan kepadanya. Tetapi tidak berapa lama kemudian, malaikat melihat orang ini tetap bersedih, malahan lebih kurus dan mengenaskan daripada dahulu.Malaikat bertanya kepadanya lagi, “ Ada apa dengan dirimu? Kenapa engkau bersedih lagi?”

Orang ini dengan mengeryitkan dahinya sambil berkeluh kesah berkata :” Aduh! Setiap hari setiap saat saya selalu khawatir bisa kehilangan batu permata saya!”

Malaikat membentangkan kedua tangannya, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berkata :”Ketika belum mendapatkannya, dengan sedih memikirkannya kenapa belum mendapatkannya? Setelah mendapatkannya,lalu takut kehilangan, orang yang seperti dirimu, bagaimana bisa mendapatkan kebahagian dan kegembiraan?”

15 Maret 2012

Miskin yang sesungguhnya

Dahulu, ada sebuah keluarga yang sangat kaya, karena ingin memberi pelajaran kepada putranya untuk menghargai kekayaannya, maka dia menitipkan putranya dirumah saudaranya yang tinggal di desa supaya putranya merasakan bagaimana menjadi orang miskin.

Setelah beberapa minggu berlalu, putranya kembali dari desa dan bapaknya bertanya kepadanya, “Sekarang engkau sudah mengerti apa artinya menjadi “fakir miskin”?

Dengan percaya diri, putranya berkata, “Sekarang saya sudah tahu ayah!”

Ayahnya berkata lagi, “Kalau begitu coba jelaskan kepada ayah!”

Putranya berkata, “Di beranda rumah kita malam hari ada lampu listrik, tetapi di rumah penduduk desa mempunyai langit yang penuh dengan bintang-bintang; dirumah kita tempat bergeraknya walaupun luas, tetapi tempat bergerak penduduk desa lebih luas lagi; makanan dirumah kita harus dibeli dengan uang, tetapi penduduk desa makanan mereka ditanam sendiri, tidak habis dimakan malahan dapat dibagikan kepada tetangga; saya dirumah setiap hari dilayani pelayan, tetapi penduduk desa selain mengurus diri sendiri juga dapat melayani orang lain; rumah kita dikelilingi oleh empat dinding, tetapi dikelilingi oleh sekelompok teman yang melindungi mereka !”

Orang kaya ini setelah mendengar penjelasan anak terbengong disana, putranya melanjutkan berkata lagi :
“Ayah terima kasih engkau membuat saya mengerti betapa miskinnya kita yang sebenarnya!”

12 Maret 2012

Cara cerdik menaklukkan serigala

Ada dua orang anak kecil pengembala sapi tak bersenjata yang sangat pemberani dan gagah, mereka berdua bersama-sama naik keatas gunung mengembala sapi, ditengah perjalanan mereka melihat ada sebuah sarang srigala.

Lalu mereka berdua berunding, “Serigala adalah binatang buas, sering mencelakakan orang, memangsa ternak orang kampung, kita harus memusnahkannya.” Tetapi hanya mengandalkan kita berdua apakah mungkin? Serigala yang demikian buas dan bertenaga besar?”

Ketika sedang berunding mereka berdua memandang ke arah sarang serigala, melihat induk srigala sedang tidak berada ditempat, hanya terdapat 2 ekor anak srigala yang masih kecil. Lalu mereka mendapat akal, mereka berdua masing-masing menangkap seekor anak srigala, masing-masing naik ke atas pohon yang jaraknya beberapa meter jauhnya.

Setelah beberapa saat, induk serigala ini pulang ke sarangnya, melihat anak-anaknya telah hilang, dengan panik dia memanggil-manggil anaknya, pada saat ini satu satu anak pengembala sapi yang berada diatas pohon dengan sekuat tenaganya menarik telinga anak serigala yang dipegangnya, anak srigala merasa kesakitan dan berteriak kesakitan, induk srigala mendengar teriakan anaknya, dia lari ke tempat asal suara teriakan berada.

Melihat anaknya telah ditangkap oleh pengembala sapi dan berada diatas pohon, induk serigala sangat marah, berusaha memanjat dan melompat ke atas pohon, dengan cakarnya berusaha mencakar batang pohon tetapi pohon terlalu tinggi dia tidak bisa naik keatas. Pada saat ini ditempat yang tidak jauh salah satu pengembala sapi melihat kejadiannya seperti dengan pengembala sapi yang lain dia menarik telinga anak serigala yang satu lagi, anak serigala merasa kesakitan lalu berteriak.

Mendengar teriakan anaknya yang satu lagi, induk serigala lari ke tempat asal suara, melihat anaknya yang satu lagi berada diatas pohon ditangkap oleh pengembala sapi yang lain, dia semakin marah, berusaha dengan sekuat tenaga memanjat dan melompat tetapi pohon terlalu tinggi dia tidak bisa naik.

Sedangkan pengembala sapi yang diseberang melihat kejadian ini langsung menarik telinga serigala kecil ini lagi, serigala kecil menjerit kesakitan mereka lakukan bergiliran, sehingga induk serigala berlari mondar mandir dengan panik, akhirnya langkah induk srigala semakin lama semakin lemah dan akhirnya terjatuh karena kecapekan.

Mereka berdua mengintip dari atas pohon melihat induk srigala sama sekali tidak bisa bergerak lagi, lalu mereka turun dari pohon memeriksa induk serigala yang kecapekan.

Kedua gembala kecil ini dengan akal yang bijaksana dan kepintaran mereka, akhirnya mereka dapat mengalahkan serigala besar dan buas ini.
______________________

Kita juga sama jika menghadapi musuh yang lebih kuat daripada kita, kita harus mengunakan akal dan kepintaran kita dengan demikian kita baru bisa mengalahkan musuh yang lebih kuat dari kita.

09 Maret 2012

Si Pintar & Pendayung Sampan

Pada suatu hari seorang pandai sedang duduk disebuah sampan untuk menyeberangi sungai, dalam perjalanan professor mulai mengobrol dengan pendayung sampan ini.

Si pandai bertanya kepada pendayung sampan, “Apakah engkau mengerti sejarah?”

Pendayung sampan menjawab, “Saya tidak mengerti”

Si pandai bertanya lagi, “Apakah engkau mengerti perekonomian?”

Pendayung sampan menjawab, “Saya tidak mengerti”

“Lalu apa yang engkau bisa? Berhitung saya rasa engkau tentu bisa.” Si pandai dengan penasaran bertanya lagi.

“Maaf! Saya tidak mengerti apapun.” Pendayung sampan ini menjawab dengan jujur.

Si pandai dengan sombong menjawab, “Aduh! orang yang tidak mengerti apapun hidupnya sangat menyedihkan!”

Pendayung sampan bertanya kepada si pandai, “Apakah engkau bisa berenang?”

Si pandai berpikir sejenak menjawab, “Apapun saya bisa, hanya berenang saya belum belajar.”

Pada saat ini tiba-tiba angin kencang bertiup, karena angin kencang ini ombak berubah menjadi besar, sampan kecil ini  terbalik, dan kedua orang ini jatuh ke dalam sungai. Si pandai yang tidak bisa berenang sangat ketakutan dan berteriak teriak gelagapan meminta tolong.

Dengan keahliannya berenang, pendayung sampan ini menyelamatkan Si pandai naik keatas pantai. Ketika sampai di tepian ia berkata, “Apapun saya tidak bisa, tetapi jika hari ini bukan karena saya, engkau sudah tidak mungkin bisa hidup lagi.”

06 Maret 2012

Sumur Gila

Dahulu ada sebuah Negara, seluruh penduduk negara itu menderita penyakit gila, mereka setiap hari berteriak, tertawa, menangis, melakukan semua hal yang tidak masuk akal, mengapa bisa demikian?

Rupanya dinegara ini ada sebuah sumur yang bermata air gila, setiap orang yang meminum air sumur ini akan berubah menjadi gila. Hanya raja sendiri di negara ini yang tidak gila, karena seluruh penduduk meminum dari sumber air gila ini sehingga mereka semuanya berubah menjadi gila.

Alasan raja negara ini tidak menderita penyakit gila adalah karena hanya dia sendiri yang tidak meminum dari sumur air gila, raja mempunyai sumur tersendiri yang hanya dia sendiri yang minum. Karena seluruh penduduk negara ini menderita penyakit gila, dimata mereka raja yang normal ini malahan dianggap menderita suatu penyakit. Oleh sebab itu mereka mendiskusikan bagaimana cara mengobati “penyakit” rajanya. Mereka bergiliran mengobatinya, ada yang memakai akupuntur, obat-obat herbal, berdoa, memaksanya memakan berbagai macam obat segala cara telah dilakukan tetapi “penyakit” raja tetap tidak sembuh. Karena tidak tahan disiksa oleh mereka akhirnya raja pergi ke sumur sumber air gila meminum air gila.

Setelah raja meminum air gila, segera mendapat penyakit gila, dan berubah menjadi orang gila. Akhirnya seluruh penduduk negara ini dari atas ke bawah dari raja sampai rakyat jelata semuanya terdiri dari orang gila, dari orang dewa sampai anak-anak melakukan hal yang tidak masuk akal, semua orang hidup dengan gembira setiap hari tertawa tanpa memikirkan yang lain.

Sumur mata air gila ini menceritakan kepada kita, hidup diantara orang gila, seorang yang mempunyai pikiran sehat dan prilaku yang normal jika ingin mempertahankan prinsipnya yang benar berada dalam lingkungan hidup orang-orang yang memutar balikkan fakta yang putih bisa berubah menjadi hitam, yang hitam bisa berubah menjadi putih betapa sulitnya.

Disisi lain cerita sumur mata air gila pada suatu waktu ketika dewa turun dari langit terjadi gempa bumi yang menyebabkan pudarnya kekuatan sihir dari sumur mata air gila ini. Ketika semua orang perlahan-lahan pulih, akhirnya mereka benar-benar menyadari apa itu penyakit dan apa itu normal. Mereka lalu meninggalkan pesan dan catatan yang memperingatkan kepada keturunan mereka bahwa kekuatan sihir yang jahat tidak akan abadi. Kebenaranlah yang akhirnya akan menang.

03 Maret 2012

Tanduk Rusa

Ada seekor rusa yang berada dibawah terik matahari sedang mencari sumber air untuk diminum, setelah berjalan cukup lama akhirnya dia menjumpai sebuah danau, dengan cepat dia menuju ke danau itu, dan berhenti ditepi danau dengan lahapnya menundukkan kepalanya meminum air danau, setelah puas meminum air dia melihat bayangannya sendiri didalam air danau, setelah diperhatikan dengan teliti semakin lama dia semakin puas dengan tanduk yang berada diatas kepalanya.

“Woii, tanduk diatas kepala saya makin dilihat makin cantik!, sungguh tidak terpikir tanduk siapa lagi yang bisa menandingi tanduk seindah ini.” kebanggaan timbul dari hati rusa wajahnya memancarkan senyum rasa puas, “tetapi…” mata rusa dari tanduk turun ke bawah, lalu dia melihat kakinya.

“Waduh, kaki saya kelihatan sangat panjang dan kecil, makin dilihat makin jelek!, sangat menyebalkan!” Rusa sambil mengguman menggeleng-gelengkan kepalanya. Ketika rusa sedang mengfokuskan diri memperhatikan bayangan dirinya sendiri diair danau, ada seekor singa muncul ditempat yang tidak jauh dari tempat rusa, dengan diam-diam mendekati rusa.

Pada saat ini kebetulan rusa memalingkan kepalanya, melihat singa dengan panik dia berlari dengan cepat, karena keempat kakinya panjang dia dapat berlari sangat cepat, ketika dia berlari ke semak-semak, singa sudah tidak dapat mengejarnya, “uhh..uhh.. untung saya dapat berlari dengan cepat, jika tidak habislah saya!”

Rusa sambil berlari sambil bersyukur kepada kakinya yang panjang, sambil terus berlari dia masuk kedalam hutan, namun tandauknya tersangkut di dahan pohon. “Aduhh… tanduk saya tersangkut didahan pohon.. tolong….” sehingga dia tidak bisa bergerak lagi, oleh sebab itu singa yang mengejar dari belakang dapat dengan mudah menangkapnya, dan menjadikannya santapan yang lezat.

Rusa yang malang ini, sebelum ajalnya tiba berkata, “Saya sungguh malang, tidak disangka, kaki yang paling saya benci ini sebenarnya adalah yang bisa menyelamatkan saya, sedangkan tanduk yang paling saya banggakan ini malahan yang mencelakai saya!”
________________________

Terkadang sebuah barang dari penampilannya tidak cantik namun bermanfaat, ada barang yang terlihat indah tetapi sangat rapuh dan tidak berguna, baik buruknya barang bukan dilihat dari penampilan, oleh sebab itu  jangan kita tertipu dengan penampilan atau sebuah benda.