Pages

Subscribe:

29 Oktober 2009

Nasi Goleng Pake Telol Dadal

Seorang cadel ingin membeli nasi goreng yang sering mangkal di dekat rumahnya.

Cadel: Bang, beli nasi goleng satu
Abang: Apa…?
Cadel: Nasi goleng!
Abang: Apaan ?
Cadel: Nasi goleng!!!
Abang: Ohh nasi goleng…

Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain dan pulanglah si cadel dengan sangat kesal.

Sesampainya di rumah dia bertekad untuk berlatih mengucapkan “nasi goreng” dengan benar.

Hingga akhirnya dia mampu mengucapkan dengan baik dan benar.

Hari 2…..

Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi.

Cadel: Bang, saya mau beli NASI GORENG, bungkus!!!
Abang: Ohh…pake apa?
Cadel: …pake telol… (sambil sedih)

Akhirnya kembali dia berlatih mengucapkan kata “telor” sampai benar.

Hari 3……

Untuk menunjukkan bahwa dia mampu, dia rela 3 hari berturut - turut makan nasi goreng.

Cadel: Bang, beli NASI GORENG, pake TELOR!!! bungkus!
Abang: Ceplok atau dadar?
Cadel: Dadal… (dengan spontan)

Kembali dia berlatih dengan keras.

Hari 4…….

Dengan modal 4 hari berlatih lidah hari ini dia yakin mampu memesan dengan
tanpa ditertawakan.

Cadel: Bang, beli NASI GORENG, pake TELOR, di DADAR!
Abang: Hebat kamu ‘del, udah nggak cadel lagi nich, harganya Rp.2500 del…!

Si cadel menyerahkan uang Rp.3000 kepada si abang, namun si abang tidak memberikan kembaliannya, hingga si cadel bertanya :

Cadel: Bang, kembaliannya?
Abang: Oh iya, uang kamu Rp.3000, harganya Rp.2500, kembalinya berapa del?(sambil senyum ngledek)

Si cadel gugup juga untuk menjawabnya, dia membayangkan besok bakal makan nasi goreng lagi. Tapi akhirnya dia menjawab “GOPEK…!!! “.
Sambil tersenyum penuh kemenangan.

INTI DALI CELITA INI ADALAH HIDUPLAH TELUS DGN PENUH PELJUANGAN !! JANGAN MENYELAH YACH !! KITA PASTI BISA MEMPELBAIKI SEMUA KEKULANGAN KITA.. SELAMAT HALI SUMPAH PEMUDA !!! TELUSKAN PELJUANGAN INI. SEMANGAT PEMUDA INDONESIA !!!

22 Oktober 2009

Benih

Alkisah seorang Raja yang tidak punya keturunan mengadakan sayembara untuk mencari penerus tahtanya.

Dari segala penjuru kerajaan berdatangan orang - orang pintar, ksatria-ksatria, ahli2 tata negara, ahli2 ekonomi dll.

Mereka dikarantina dan diuji pelbagai bidang ilmu yang dibutuhkan untuk memimpin Kerajaan.

Akhirnya setelah melalui berbagai seleksi dan eliminasi .... tertinggal 8 orang saja.

Mereka sudah pasti yang terbaik dari sekian banyak peserta sayembara.

Sang Raja tampak senang dan mengadakan pertemuan dengan mereka.

Sudah pasti ke-8 orang itu adalah orang2 yang cakap,trampil,terdidik,teruji dan memiliki banyak keunggulan.

Sang Raja bersabda - Baiklah ... kalian semua sudah melewati banyak kesulitan dan ujian . Kalian mendapat cuti selama 1 bulan.Pulanglah dan bawa benih ini - Sang Raja memberikan kepada mereka masing2 sebutir benih - Tanam dan rawat sebaik mungkin !
Kembalilah sebulan kemudian untuk menunjukkan hasilnya.

Pada akhir cuti mereka. Kedelapan finalis itu kembali.

Mereka sangat senang dan bangga dengan hasil kerja mereka.

Sang Raja pun menginspeksi satu per satu sambil tersenyum dan mangut2.

Ketika giliran finalis kedelapan.

Potnya hanya berisi tanah dan tidak ada yang tumbuh di atasnya.

Semua yang hadir di sana mencemooh dan menertawakannya.

Sang Raja tertegun dan meminta penjelasannya.

Ampun Tuanku Raja - Hamba sudah berusaha semaksimal mungkin. Benih yang Tuanku Raja beri ada di dalam tanah ini. Hamba sudah melakukan semua petunjuk dari Tuanku Raja.

Hamba menyiram dan melakukan segala sesuatu yang perlu supaya ia bertumbuh namun sekeras apapun usaha hamba - benih ini tidak dapat tumbuh. Ampuni Hamba Tuanku Raja.

Setelah suasana hening sejenak. Sang Raja tertawa terbahak2.

Sambil menepuk bahu finalis kedelapan itu ,Sang Raja bersabda - Akhirnya ada juga kudapatkan calon penerus negri ini.

Sambil menoleh ketujuh finalis yang tercengang, Sang Raja bersabda - Ketahuilah , walaupun kalian memiliki berbagai macam ilmu,mumpuni dalam pelbagai bidang dan keahlian kalian sulit ditandingi. Namun pemuda ini memiliki sesuatu yang tidak kalian semua miliki.Integritas!

Benih yang kuberikan adalah benih yang tidak mungkin tumbuh. Dan kalian bertujuh!Demi ambisi untuk sebuah jabatan, sanggup melakukan apa saja termasuk merekayasa pertumbuhan benih yang tidak mungkin tumbuh.

Mereka akhirnya dijebloskan ke dalam penjara sementara finalis kedelapan diangkat menjadi penerus Kerajaan tsb.

Pesan dari kisah ini adalah:

Tidak peduli sehebat apapun kita,sepandai apapun kita,jika tidak memiliki integritas,maka sia-sialah hidup ini. Keahlian dan kepandaian tanpa integritas menjadi sesuatu sangat berbahaya bagi negeri INDONESIA tercinta ini.

14 Oktober 2009

Mengangkat segelas air

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Steven Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya:

"Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.

"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.


"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.

"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".

Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang.

Beban itu dapat diambil lagi besok.

Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi......

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

05 Oktober 2009

Arsitek Mozaik Kehidupan

Seorang arsitek memesan lembaran cermin besar untuk ia pasang pada dinding istana kerajaan Teheran, Iran.

Hanya sayang, pesanan itu datang didapati bahwa cermin itu sudah pecah dan hancur, mungkin karena perjalanan yang cukup jauh.

Sang kontraktor mengusulkan untuk membuangnya dan memesan kembali.

Herannya, sang arsitek justru meminta kepingan cermin itu dikumpulkan lalu dihancurkan lagi menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil lalu mulai disusunlah satu persatu.

Di tangan arsitek itu, pecahan-pecahan cermin kecil itu menjadi karya mosaik yang terindah di dunia.

Dihancurkan untuk menjadi lebih indah!

Kira-kira seperti itulah pujian raja Teheran kepada sang arsitek.

Sebuah keputusan yang tidak masuk akal dilakukan sang arsitek, namun hasil yang ia dapatkan membuat dunia mengagumi karyanya.

Bagi kita, hidup adalah suatu tantangan yang harus dihadapi.

Ada kalanya kita terjatuh, terpuruk, bahkan lembaran hidup dan jati diri kita terkadang hancur berkeping-keping.

Tentu ini membuat hidup terasa semakin berat.

Rasa putus asa seakan menjadi teman akrab yang selalu berkunjung seiring masalah hadir. Lalu dimanakah Tuhan saat kita sedang hancur berkeping-keping?

Kita juga kadang-kadang meragukan keberadaan Tuhan ketika harus bergumul dengan masalah.

Apalagi ketika kegagalan terjadi.

Apalagi ketika hal yang buruk terjadi dan meninggalkan trauma tersendiri.

Pengkhianatan. Luka hati yang semakin mengoyak. Itu tak jauh beda dengan cermin yang hancur berkeping-keping.

Namun bersyukur karena Tuhan adalah arsitek yang luar biasa.

Ia mengambil kepingan demi kepingan hidup kita.

Dari yang tak berarti dibuatnya menjadi berarti.

Dari yang rusak menjadi sesuatu yang indah.

Luka hati disembuhkan.

Bayang-bayang masa lalu yang menakutkan diganti menjadi masa depan yang penuh harapan.

Pemulihan terjadi.

Karya indah terjadi di dalam hidup kita. Semuanya itu dikerjakan oleh Tuhan, Sang Arsitek kehidupan!

Di tangan Sang Arsitek Kehidupan, hidup yang hancur berkeping-keping bisa diubah menjadi karya yang indah.

(Tulisan ini untuk menguatkan saudara-saudaraku di Sumatera Barat dan sekitarnya..)