Pages

Subscribe:

20 Januari 2010

Malang atau beruntung?

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya.

Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa.

Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan.

Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa.

Orang-orang dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi" kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum.

Pedagang-pedagang kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual.

Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kakinya.

Perlu waktu lama hingga tulangnya yang patah akan baik kembali.

Keesokan harinya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh.

Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur, dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement.

Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara.

Apa-apa yang kita sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan baru ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan" .

Maka orang-orang seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label-label "beruntung", "sial", dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti.

Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di perusahaan lain.

Maka berhentilah menghakimi apa –apa yang terjadi hari ini, kejadian –kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas dan apapun namanya . . . .yang selama ini kita sebut dengan "kesialan" , "musibah " dll , karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik peristiwa itu.

"Hadapi badai kehidupan sebesar apapun. Tuhan takkan lupa akan kemampuan kita. Kapal hebat diciptakan bukan untuk dilabuhkan di dermaga saja."

6 komentar:

  1. ya...hidup kita penuh dengan berbagai perubahan.Kadangkala kita mengalami kesuksesan besar,namun ada kalanya kita mengalami kegagalan besar.Ada saatnya hidup kita begitu mantap,namun tiba2 kita bisa saja menjadi goyah dan berbuat dosa.Pada saat sukses rasanya gampang unt bersyukur pd Tuhan,namun waktu jatuh/gagal sulit mengucap syukur & menjauhi Tuhan dan jatuh pd sikap sombong.
    "JADILAH PRIBADI YANG MAMPU BERSYUKUR"

    BalasHapus
  2. Jika anda jatuh dalam kegagalan atau dosa,periksalah kehidupan kasih anda.Duduklah bersama Tuhan mintalah kepadaNya.

    BalasHapus
  3. Di balik tantangan kehidupan....Tuhanlah sang sutradara terbaik.Teruslah kita berlakon dengan sempurna,tentu Tuhan akan memberi peran lain yang lebih bermakna."aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataan Mu "

    BalasHapus
  4. pak tani yg merendahkan diri serta bersyukur pada Sang Yang Widi,akhirnya menemukan sejuta Rahmat yg tak ternilai.

    BalasHapus
  5. Itulah buah2 berkah yang akan kita terima dari Sang Maha Kuasa,bila semua kehidupan itu kita terima dng sabar dan tawakal.

    Untuk si Penakluk mimpi makasih sdh mampir.

    BalasHapus