Pages

Subscribe:

27 Mei 2009

Wajah yang tertidur

Pernahkah anda menatap wajah orang-orang yang anda sayang ketika mereka sedang tidur? Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur.

Saat itu yang nampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun akan tampak polos dan jauh berbeda jika dia sedang tidur.

Orang yang paling kejam di dunia pun jika dia sudah tidur tak akan kelihatan wajah bengisnya.

Perhatikanlah Ayah anda saat beliau sedang tidur.

Sadarilah, betapa badan yang dulu kuat dan gagah itu kini semakin tua dan lemah, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.

Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah. …Lihatlah ibu anda….

Hmm… kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai - belai tubuh bayi kita itu kini kasar kerana menempuhi kehidupan yang mencabar demi kita.

Orang inilah yang tiap hari mengurus keperluan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan menasehati kita semata-mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang yang kita cintai.. sayangi itu…

Ayah, Ibu, Suami, Isteri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya…

Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya.

Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan-lahan saat menatap wajah mereka yang terlelap itu.

Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda.

Pengorbanan yang kadang-kadang tertutupi oleh salah faham kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu akan tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur.

Pengorbanan yang kadang melelahkan serta memenatkan mereka namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun membantu untuk mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata… “Betapa lelahnya.. penatnya aku hari ini”.

Dan penyebab lelah dan penat itu? Untuk siapa dia berpenat lelah tak lain adalah KITA…..

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, isteri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah menemani hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka.

Rasakanlah betapa kebahagiaan dan rasa terharu seketika menerpa jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok mereka “orang-orang terkasih itu” tak lagi membuka matanya, untuk selamanya...

13 komentar:

  1. terima kasih untuk kalian semua
    yang sudah hadir dalam hidupku

    tomyarjunanto

    BalasHapus
  2. mas Tomyarjunanto sahabatku

    memang Allah itu Maha Kasih untuk umatNya,semuanya disediakan unt kebahagiaan kita.Sembah syukur ya Tuhan atas rahmatmu.

    BalasHapus
  3. Konon kata orang tua dulu.. bahkan paling baik menasihati anak saat dia tertidur nyenyak.. dengan berbisik perlahan di telinganya.. betul yaaaa yangkung yang terkasih..
    Semoga Yangkung sekeluarga tetap dalam pemeliharaan Gusti Allah..
    Salam Sayang
    Salam Rindu.. untukmu..

    BalasHapus
  4. Thanks ya....KangBoed telah mampir dipondokku.

    memang dengan tidur maka semua permasalahan akan mengendap,maka aura wajah tampak tenang dan damai.Apalagi sebelum tidur diawali dng doa.
    Salam Kangen kembali.

    BalasHapus
  5. semoga dengan merasakan cinta dan kasih sayang.. maka membuat kita semakin mencintai apa yang di balik yang kita cintai
    Salam Sayang

    BalasHapus
  6. sugeng ndalu yang
    menawi tiyang sare punika leres ketingal aslinipun, mbok menawi kawulo tambahaken....tiyang sare punika taksih gulawentah ngelmune toya, mawi tutukipun ngorok ndomble lan ngiler...kamangka kula lan panjenengan sami kedah sinau sare eling
    mekaten yang mbokmenawi wonten kalepatan kawula nyuwun ageng pangapuranipun

    BalasHapus
  7. Sugeng dalu Kangmastono,
    pancen leres menawi tiyang sare punika kangge ngenepaken nafsu2 kadonyan.Pangandikan ingkang awon kedah dipun bucal[ngorok],daharan2 yg memabukan kedah dipun lepeh[ngiler+ndomble] lsp.

    sesampunipun wungu sare :ROH KUDUSLAH YANG MENJADI SUMBER KEKUATAN,SUKACITA DAN PENGHARAPAN KITA SEBAGAI UMAT BERIMAN.

    matur nuwun.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Maaf komentar diatas saya hapus, karena tadi saya salah setting nama.

    Boleh tidak saya daftar jadi pengikut "Jalinan Teman"? Jika sdr. Yang Kung tidak keberatan.

    Saya sudah coba cari statistik pengunjung buat dimasukkan ke blog saya tapi belum ketemu. Jika boleh tahu dimana mencarinya, itu jika sdr. Yang Kung berkenan.

    Salam.

    BalasHapus
  10. Sae saestu.. seratanipun...
    sangat mencerahkan...
    nuwun...

    BalasHapus
  11. trima kasih saudaraku....,khususnya kangmas itempoeti..........matur sembah nuwun.

    salam kasih untuk kerabat semuanya.

    BalasHapus
  12. saya tidak ditegur sapa rupanya......

    BalasHapus
  13. Sahabatku Fitri,selamat datang.

    maafkan eyang ya,bukannya tidak menyapa tapi sibuk berkelana mencari makna hidup.Barusan eyang kunjungi pondokmu,ternyata indah sekali.

    BalasHapus