Pada musim semi, sebatang pohon buah daunnya hijau lebat. Pada musim
gugur pohon buah ini berbuah, buah terlihat kuning keemasan sangat
menggiurkan. Seekor burung jalak terbang ke pohon tersebut, dengan suara
keras berteriak memuji pohon tersebut.
“Pohon yang subur, engkau terlihat indah dengan buah-buah pohon ini.”
Pohon setelah mendengar pujian tersebut berkata kepada burung jalak,
“Teman, tinggallah ditempat saya!.”
Kemudian, seekor burung kenari terbang ke pohon ini, menghadap pohon
ini sambil bernyanyi, “Pohon ini sangat hijau, buahnya sangat wangi,
sangat bagus.” Pohon berkata kepada burung kenari ini, “Jika engkau
ingin memakan buah, silahkan ambil saja!”
Seekor burung pelatuk terbang ke pohon ini, dia mematuk-matuk disana
sini di badan pohon buah, membuat pohon buah sangat kesakitan, sambil
menjerit kesakitan berteriak kepada burung pelatuk, burung pelatuk
berkata, “Saya melihat di dalam tubuh anda ada seekor ulat, saya ingin
mematuknya keluar, jika tidak, maka anda akan sakit. “
Si pohon dengan marah berkata, “Omong kosong, engkau mematuk saya,
sengaja ingin membunuh saya, cepat pergi dari sini!”, burung pelatuk
akhirnya terbang pergi.
Tidak berapa lama kemudian, pohon menderita sakit, daunnya berubah
kuning kemudian gugur. Akhirnya dahannya juga layu, tidak bisa berbuah
lagi. Burung jalak terbang meninggalkannya, burung kenari juga tidak
datang bernyanyi lagi. Pada saat ini burung pelatuk terbang lagi kesini,
walau bagaimanapun pohon menjerit kesakitan dia tidak peduli, mematuk
terus sampai seluruh ulat ditubuh pohon terpatuk habis.
Beberapa waktu kemudian, pohon ini tumbuh kembali, daun-daun hijau
mulai terlihat, kemudian berbuah lagi. Pada saat ini, pohon dengan
perasaan terharu berkata, “Yang bernyanyi dan memuji anda belum tentu
adalah seorang teman, tetapi yang bersedia menunjukkan kekurangan Anda,
juga bisa membantu Anda, inilah teman sejati.”
Sahabat Sejati adalah teman yang selalu setia dalam suka maupun duka .
BalasHapus