Pages

Subscribe:

25 Maret 2009

Di Tepi Jurang

Pada suatu senja Jack berjalan-jalan sepanjang sebuah bukit. Tanpa disadarinya, dia sudah berjalan terlalu ke tepi. Tiba-tiba ia terpeleset, jatuh ke dalam jurang yang tidak tahu berapa dalamnya.

Saat melayang jatuh, ia berusaha meraih apa saja yang bisa digunakan untuk berpegangan sambil mulutnya berkomat-kamit.

Rupanya keberuntungan masih bersamanya, dia dapat meraih sebuah dahan yang menghentikan laju jatuhnya. Lama setelah dia mampu mengatur nafas, barulah dia berani menengok ke bawah. Namun kegelapan malam semakin menambah pekatnya dasar jurang.

Dia mulai menimbang-nimbang dan memperkirakan kedalaman jurang itu.
Dia sadar bahwa sangat tidak mungkin baginya untuk bergantung terus di dahan itu, tapi juga tidak mungkin untuk memanjat dinding terjal itu.

Maka Jack mulai berteriak minta tolong, dengan harapan ada orang yang lewat dan mendengar teriakannya lalu melemparkan tali atau usaha yang lainnya.

Sudah berjam-jam ia berteriak minta tolong, tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Ketika ia sudah mulai menyerah, tiba-tiba didengarnya sebuah suara.

"Jack. Dapatkah kamu mendengarku?"

Dengan bersemangat dia segera menjawab, "Ya, ya! Aku dapat mendengarmu! Aku ada di bawah sini!"

"Ya, aku dapat melihatmu, Jack. Apakah kau baik-baik saja?"

"Ya, tetapi tanganku sudah lelah. Eh, siapa dan di manakah kamu?"

"Aku adalah Tuhan. Lupakah kau bahwa Aku ada di mana saja Jack?"

"Tuhan? Maksudmu Tuhan Allah?"

"Ya"

"Oh, Tuhan, tolonglah saya! Saya berjanji jika Kau menurunkanku dari sini, saya akan berhenti berbuat dosa. Saya akan menjadi orang yang baik. Saya akan melayani-Mu seumur hidup!"

"Ah, memang mudah untuk berjanji, Jack. Tapi okelah, segeralah kamu turun dari situ dan kita bicarakan janjimu. Sekarang dengar baik-baik, ini adalah hal yang harus kau lakukan."

"Saya akan melakukan apa saja, Tuhan. Katakanlah apa yang harus saya lakukan?"

"Oke. Lepaskan peganganmu."

"Apa?!!"

"Aku katakan lepaskan peganganmu. Percayalah."

"Eeee…."

"Ayo, bukankah kau percaya pada-Ku?"

Untuk beberapa saat keheningan menyelimuti tempat itu.

Kemudian terdengar Jack berteriak, "Tolong, tolong. Adakah orang lain di atas?"

- PR untuk jadi renungan... -

7 komentar:

  1. Just Let Go & Let God
    Keajaiban terjadi ketika kita menyerahkan diri tanpa taktik tanpa strategi

    BalasHapus
  2. Benar mas Tomyarjunanto
    Kebimbangan dan ke-ragu2-an tidak akan membawa keajaiban.

    BalasHapus
  3. Yah, begitulah Pak. Orang susah percaya kepada apa yang tidak dilihat...
    Salam kenal

    BalasHapus
  4. Syalom sahabatku.
    Dalam iman memang dibutuhkan ketegaran hati dan keterbukaan jiwa.
    Kasih selalu.

    BalasHapus
  5. Menarik sekali eyang Wulang~Wuruk ini.
    Ketika kita masih ada keinginan tidak mau MELEPASKAN segala fihak ke~AKU~an yg ada di dalam sang Pribadi ini, mustahil rasanya kita akan sampai kepada Kerajaan Tuhan.

    Wahai JIWA yang TENANG...masuklah kamu sekaliyan ke dalam BENTENG-KU.

    Manusia hanya akan bisa MANUNGGAL, jika DIRAINYA telah mampu NGRACUT BUSANANING KAMANUNGSAN ".

    Kira-kira begono gak Yang Kung...??

    Rahayu
    Salam
    Shanti

    BalasHapus
  6. salam kenal Yang Kung...
    jaman sekarang sulit ya percaya sama yang namanya keajaiban, bahkan terhadap keberadaan Tuhan sekalipun.
    nggak berhasil itu yang namanya "Keep The Faith".
    padahal pasrah dan berserah diri itu wujud kerendahan hati di mata Tuhan kalo menurut saya...

    BalasHapus
  7. Untuk sahabat2ku Kangmas Santri Gundhul & Mas Gemlya......matur nuwun rawuhipun.
    Memang untuk sampai kpd kebahagiaan dan kesejahteraan sejati,kita tidak boleh takut akan penderitaan,sebaliknya:DI KALA MENGALAMI PENDERITAAN,KITA TETAP TABAH,SEBAB KITA YAKIN LEWAT PENDERITAAN INILAH KITA AKAN SAMPAI PADA KEBAHAGIAAN.

    Gusti tansah paring kanugrahan.

    BalasHapus