Pada suatu pagi Romo mengundang umat lingkungan kami dalam suatu pertemuan di Pastoran, beberapa rekan yang di undang adalah orang yang sudah mapan dan mempunyai karir yang cukup gemilang, dan setelah mengucap salam; pagi itu semua bercerita tentang keluhan masing-masing atas kehidupan terutama paska kenaikan BBm, tentang susahnya hidup.
Seperti lazimnya Romo menyuguhkan Teh panas dalam sebuah teko, tapi uniknya Romo menyediakan pelbagai jenis gelas dari porselin, plastik, gelas kristal, gelas biasa; beberapa diantaranya gelas mahal dan beberapa lainnya yang sangat indah – kemudiaan Romo mengajak para peserta pertemuan untuk menuang sendiri dan memilih sendiri gelas yang diinginkannya
Setelah semua hadirin mendapat seGelas Teh di tangan, Sang Romo berkata : "Jika kalian perhatikan, semua Gelas yang indah dan mahal telah diambil dan yang tertinggal hanyalah gelas biasa yang murah saja.
Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami." "Pastikan bahwa Gelas itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas teh yang ada. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal; dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum.
Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah Teh Manis tersebut bukan?, bukanlah Gelasnya; namun kalian secara sadar mengambil Gelas paling terbaik dan kemudian mulai memperhatikan Gelas Orang - orang lain."
"Sekarang perhatikanlah bahwa : Kehidupan bagaikan Teh Manis, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah Gelasnya. Gelas sebagai alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis Gelas yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada gelas, kita gagal untuk menikmati Teh Manis hangat yang Tuhan sediakan bagi kita." Tuhan memasak dan membuat Teh Manis, bukan Gelasnya. Jadi nikmatilah Teh Manisnya, jangan Gelasnya.
Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan anda.
Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan.
Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia.
Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Renungan yang indah dan benar sekali...
BalasHapusThanks sudah berbagi! :D
apapun pekerjaan kita harus kita lakukan dng sepenuh hati dan sukacita.
BalasHapusyang penting pekerjaan itu baik dan halal.
Kita saat ini hidup dalam situasi di mana dunia sudah mulai kurang lurus berjalan ke arah keselamatan.Kesaksian akan datangnya Tuhan yang menyelamatkan harus terus diwartakan.
BalasHapusTerima Kasih Eyang tuwin Romo, sampun paring pepenget
BalasHapusJebul kula dereng saged ngraosaken sejatosipun teh menika
mas tomy matur nuwun sanget sampun kersa pinarak,mugi piwulang adi luhung punika saged kita raosaken sesarengan.
BalasHapustidak tergantung bentuk tapi isi ya yang?
BalasHapuswah mas "kosong" pakai nama baru ya....?sudah lama kita ndak ketemu untuk bersapa.Memang kwalitas hidup itu lebih penting dpd ke glamoran yang sebetulnya tak ada apa2nya.
BalasHapusTerima kasih mas "kosong"sudah mampir.
salam kangen.
Selamat Malam YangKung.
BalasHapusSemoga selalu sehat.
Salam.
Hai mas Lambang Selamat Malam dan jumpa kembali.Kabarnya selalu baik2 saja,semoga keluarga disini selalu sejahtera.
BalasHapussalam rahayu.