Ada seorang kakek tua, dia membuka sebuah perusahan yang menguntungkan. Ssetelah beberapa tahun berlalu, kakek tua ini menjadi seorang yang sangat kaya.
Tetapi dia tidak mempunyai anak dan keluarga, dia hanya tinggal sendirian di sebuah rumah yang besar.
Kakek ini setiap hari bangun sangat subuh, dia sudah mulai membanting tulang bekerja sampai hari menjadi gelap baru berhenti dan beristirahat. Oleh sebab itu setiap hari dia menghasilkan banyak uang, tetapi karena sangat pelit dia memakan makanan yang sangat sederhana, dan memakai pakaian yang sudah sangat jelek.
Dia sangat hemat, jika terpaksa mengeluarkan uang untuk membeli makanan maka hatinya akan sakit selama beberapa hari tidak dapat makan dan tidur dengan nyenyak.
Biasanya jika menjumpai orang yang ingin pinjam uang dia akan mencari berbagai alasan dan sama sekali tidak akan meminjamkan uang kepada orang lain.
Pada suatu hari ada seorang yang sangat miskin, dengan wajah sangat memelas datang ke rumahnya meminta pinjaman sambil berkata, “Ibu saya sudah lama cacat berbaring di tempat tidur, istri saya kesehatannya sangat buruk tidak bisa bekerja keras, hasil panen saya tahun ini sangat buruk, sehingga tidak cukup membiayai keluarga saya. Kemarin anak saya sakit keras, saya benar-benar sial. Sudah tidak ada uang untuk mengobatinya, mohon belas kasihan tuan untuk meminjamkan kepada saya sedikit uang.”
Kakek tua ini sama sekali tidak bergeming, dengan tidak berbelas kasihan berkata, “Apa gunanya engkau memohon kepada saya? Saya sama sekali tidak mempunyai uang!”
Bapak yang mau meminjam uang ini tidak putus asa, mengikuti kakek tua ini terus sambil terus memohon, “Tolonglah tuan berbuat baik hati, tuan mempunyai banyak uang, tidak mungkin tuan tega melihat anak saya sakit keras dan meninggal, tolonglah pinjamkan saya sedikit uang, saya pastilah akan membalas budi tuan.”
Bapak yang mau meminjam uang ini memohon dengan memelas terus menerus, sehingga kakek tua ini akhirnya tidak tahan oleh sifatnya, lalu masuk kedalam kamarnya dengan perlahan-lahan mengambil 10 dollar, dan keluar dari kamarnya berjalan sangat perlahan.
Berjalan beberapa langkah dia mengambil 1 dollar dimasukkan kembali ke kantong sakunya, berjalanan beberapa langkah memasukkan 1 dollar ke dalam sakunya, akhirnya sampai di ruang tamu uang yang tersisa ditangannya hanya 5 dollar, dengan enggan dia menyerahkan uang itu.
Hatinya sangat sakit sampai memejamkan kedua matanya, tidak tega melihat uangnya dipinjamkan, sambil terus berpesan, “Saya sudah meminjamkan seluruh harta saya kepada kamu, ingat jangan memberitahukan kepada orang lain, jika tidak mereka semua akan datang meminjam uang kepada saya.”
Bapak yang meminjam uang ini dengan sedih menerima uangnya sambil berkata, “Uang 5 dollar ini mana cukup untuk mengobati anak saya, tuan sungguh kejam!” Kakek tua ini juga menangis tetapi dia menangis karena sakit meminjamkan uangnya.
Tidak berapa lama kemudian kakek tua ini meninggal, karena dia tidak ada pewaris, semua harta dan rumahnya diambil alih oleh pemerintah, semua harta bendanya menjadi milik Negara.
Uang dan harta ketika lahir tidak dibawa, mati juga tidak bisa dibawa, semua ini disediakan untuk dipergunakan, tetapi kakek tua ini hanya mengumpulkan harta, hemat makan dan pakaian akhirnya hanya menjadi budak harta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mari kita mohon rahmat Tuhan agar kita mampu menguasai nafsu yg ada dalam diri kita ,sebelum kita bernafsu untuk menguasai yang lain .Nafsu berkuasa dan menumpuk harta untuk diri sendiri hendaknya jauh dari kehidupan kita .
BalasHapus