Ada seorang yang sangat kaya, namun sangat pelit. Dia sama sekali tidak pernah membantu orang lain atau beramal bahkan terhadap diri sendiri juga sangat pelit.
Dia selalu makan makanan yang sangat sederhana terkadang hanya makan sayur tanpa daging. Pakaian yang dipakai juga kebanyakan sudah koyak.
Jika ketepatan ada beberapa teman makan dirumahnya, maka untuk beberapa hari dia akan puasa, perbuatan ini membuat dia merasa lebih baik.
Dia mempunyai seorang tetangga yang walaupun tidak kaya, namun setiap hari makan ikan dan daging, terkadang juga suka mengundang tamu makan di rumahnya, orangnya sangat royal.
Melihat semua ini, orang pelit ini berpikir.
”Saya lebih kaya daripada dia, tetapi dia setiap hari hidupnya bagaikan seorang raja, sedangkan saya mempunyai harta yang segudang, tetapi tiap hari berhemat makan dan minum, dan memakai baju yang koyak, sungguh kasihan!”
Lalu dia memutuskan mengambil seekor ayam, mengambil beberapa kilogram beras putih, lalu diam-diam membawa ke suatu tempat yang sama sekali tidak ada seorangpun tahu, memotong ayam memasak ayam dan nasi, bersiap-siap menyantap makanannya.
Pada saat itu Dewa langit melihat orang pelit ini yang biasanya begitu pelit, tiba-tiba tidak seperti biasanya bisa berubah memotong ayam dan memasak nasi yang begitu banyak, bermaksud bercanda dengannya.
Akhirnya Dewa langit berubah menjadi seekor anjing datang mendekat ke tempat orang pelit itu, mengelilinginya dan meminta makan.
Orang pelit ini sangat geram, jika bisa dia akan menelan seluruh tulang-tulang ayam daripada memberi makan anjing ini. Anjing ini mengelilinginya sambil menganggukkan kepala dan menggoyangkan ekornya, dari mulutnya melelehkan air liur.
Orang pelit ini berkata kepada anjing itu.
”Jika engkau dapat keempat kakimu menghadap langit dan tubuhmu melayang diatas tanah, maka saya akan memberi engkau sedikit makanan.”
Begitu perkataannya selesai diucapkan, dia melihat anjing itu benar melayang diatas tanah dengan keempat kakinya menghadap langit. Dia sangat terkejut, akhirnya dia menyobek sedikit kulit ayam dengan enggan menyerahkan kepada anjing itu. Hatinya masih tidak rela, dan berkata kepada anjing itu.
”Begitu saja, saya akan menyimpan kulit ayam ini, jika kedua matamu dapat terjatuh ketanah, maka saya akan memberikan engkau kulit ayam ini beserta sedikit dagingnya.”
Begitu perkataannya habis diucapkan, kedua mata anjing ini segera jatuh ke tanah, orang pelit itu menjadi sangat gembira, di dalam hatinya berpikir.
”Baguslah, sekarang kedua matamu sudah buta, saya dapat dengan tenang menikmati makanan saya lagi.”
Lalu dia memindahkan piring dan mangkok makanannya ketempat yang lain dan duduk dengan tenang menikmati makanannya.
Setelah orang pelit itu pergi, Dewa langit berubah bentuknya kembali, dia menaiki mobil orang pelit itu dan pergi kerumahnya, lalu menyamar sebagai orang pelit itu.
Begitu memasuki rumahnya, dia berpesan kepada pelayannya.
“Sebentar lagi, walaupun ada siapapun yang hendak berkunjung, engkau harus memukul dan mengusirnya.”
Lalu dia memasuki kamarnya, dan mengumpulkan semua hartanya untuk disedekahkan kepada fakir miskin.
Sedangkan orang pelit itu setelah habis bersantap makanan yang lezat, bermaksud pulang ke rumahnya, dia berjalan ditempat mobilnya diparkir. Dia melihat mobilnya telah hilang, dia berusaha mencari kesana kemari, tetapi tidak ketemu, akhirnya dengan sedih dia menundukkan kepalanya berjalan kembali kerumahnya, begitu melangkahkan kakinya melewati pintu rumah, dia dipukul dan diusir keluar.
Orang pelit itu dengan marah berteriak,
“Eh.. kalian sudah berani berontak ya!, berani-beraninya kalian memukul saya!”
Pelayan yang menjaga pintu juga dengan galak berteriak.
”Emangnya saya peduli kamu ini siapa, majikan saya telah memesan siapapun tidak boleh masuk ke rumah ini!” Kata pelayannya.
“Siapa maksud kamu majikanmu?, Saya baru majikan kamu yang sebenarnya!” jawabnya.
“Engkau sudah bosan hidupkah? Berani-beraninya menyamar sebagai majikan saya! Saya akan memukul kamu sampai kapok!” teriak pelayannya tidak mau kalah.
Setelah dipukul bertubi-tubi, orang pelit itu jatuh terduduk ditanah, setelah memandang ke dalam rumah, dia melihat rumahnya sudah kosong melompong, dia merasa sangat kaget, duduk terbengong-bengong disana.
Pada saat ini Dewa langit berubah menjadi seorang biarawati yang bijaksana, datang ke hadapannya.
"Mengapa engkau demikian sedih?” tanyanya.
“Saya sedang dipermainkan orang, seluruh harta saya sudah ludes,” jawab orang pelitu itu sedih.
“Dengar nasehat saya, semua harta benda tidak dapat dibawa pergi, harta benda yang banyak akan memusingkan dan menimbulkan petaka, seperti anda ini seumur hidup mengumpulkan harta, irit makan dan pakaian, tidak pernah beramal untuk orang miskin. Coba engkau pikirkan apalah artinya hidup seperti keadaan ini?” Kata Dewa langit.
Setelah mendengar perkataannya, orang pelit bagaikan tersadar dari mimpi. Mulai saat itu dia menjadi berubah, dengan sukarela membantu dan beramal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
"Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki ,tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai ."
BalasHapussemakin kita tidak peduli pada sesama dan hanya memikirkan diri sendiri ,hidup kita makin sepi dan merana...........